Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan dapat dijalin kerja sama antara pelaku UKM di Pulau Dewata dengan pelaku UKM di Uzbekistan, agar bisa dibuka peluang lebih besar dalam pengembangan usaha masing-masing.
"Meskipun waktu anda di Bali hanya sebentar, tiga hari, saya harap anda bisa menikmati sedikit liburan di sini serta berbisnis dengan pengusaha lokal," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemprov Bali I Gede Indra Dewa Putra saat menerima rombongan pelaku UKM dari Uzbekistan, di Denpasar, Senin.
Gede Indra menambahkan, perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Bali dinilai cukup pesat, hingga mencapai 313.967 unit usaha di tahun 2018.
Hal itu menurutnya tidak lepas dari dukungan pemerintah terhadap pembinaan UKM di Bali. Selain itu, salah satu kelebihan Bali yang terkenal adalah kebudayaan yang unik dan adiluhung.
"Kebudayaan itu yang memengaruhi produk-produk asal Bali menjadi mampu bersaing di pasar internasional. Sampai saat ini, sudah banyak UKM Bali yang berhasil menembus pasar ekspor dunia. Produk-produk tersebut didominasi oleh ukiran songket, kain tenun dan anyaman," ujarnya.
Sedangkan untuk komoditas buah yang diekspor di antaranya ada coklat, jeruk kintamani, kopi luwak dan salak Bali. Bahkan untuk coklat, Bali sudah mampu bersaing di pasar Singapura, Malaysia dan Thailand.
Sementara itu pimpinan rombongan Uzbekistan Islanova Nargiza menyatakan bahwa ini merupakan kunjungan pertamanya ke Bali. Meskipun singkat karena harus melakukan beberapa kunjungan lagi di Indonesia, ia sangat terkesan dengan sambutan hangat di Bali
Mengenai peluang kerja sama, pihaknya sudah menemukan beberapa potensi yang bisa ditindaklanjuti.
"Kami sudah mengunjungi pabrik anggur Sababay serta kopi luwak, semoga hasil kunjungan tersebut bisa ditindaklanjuti," ucapnya.
Tidak hanya dengan produk tersebut, tidak menutup kemungkinan untuk kerja sama di bidang sektor lainnya. Selain sebagai pelaku UKM, ia juga mempunyai program TV sendiri di Uzbekistan, dan ingin membuat acara khusus yang mengupas tentang UKM Bali.?
"Ke depan saya juga harap ada pertukaran antar UKM di Bali dan Uzbekistan untuk memperkuat hubungan ini," ujar Islanova.
Sementara itu Dubes Indonesia untuk Uzbekistan AA Gede Alit Santika berharap pertemuan ini diikuti dengan tindak lanjut nyata karena para pengusaha UKM Uzbekistan ini memang sangat tertarik dengan pengusaha lokal Bali.
"Walaupun kunjungan ini cukup singkat, saya harap bisa menjawab rasa penasaran mereka akan Bali dan ke depan mereka bisa membawa teman-teman mereka untuk kerjasama dengan pengusaha Bali," katanya.
Dalam kesempatan itu, hadir juga para pelaku UKM Bali dan mempresentasikan produk mereka. Yang pertama adalah Wayan Sukana dengan produknya Bali Tangi.
Menurut Sukana, produknya merupakan yang pertama di Bali di bidang spa dan kosmetik dan sudah banyak diekspor ke mancanegara. Berikutnya Dharma Yuli dari Jegeg Tri Busana yang fokus terhadap pembuatan kain tenun ikat Bali atau endek. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Meskipun waktu anda di Bali hanya sebentar, tiga hari, saya harap anda bisa menikmati sedikit liburan di sini serta berbisnis dengan pengusaha lokal," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemprov Bali I Gede Indra Dewa Putra saat menerima rombongan pelaku UKM dari Uzbekistan, di Denpasar, Senin.
Gede Indra menambahkan, perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Bali dinilai cukup pesat, hingga mencapai 313.967 unit usaha di tahun 2018.
Hal itu menurutnya tidak lepas dari dukungan pemerintah terhadap pembinaan UKM di Bali. Selain itu, salah satu kelebihan Bali yang terkenal adalah kebudayaan yang unik dan adiluhung.
"Kebudayaan itu yang memengaruhi produk-produk asal Bali menjadi mampu bersaing di pasar internasional. Sampai saat ini, sudah banyak UKM Bali yang berhasil menembus pasar ekspor dunia. Produk-produk tersebut didominasi oleh ukiran songket, kain tenun dan anyaman," ujarnya.
Sedangkan untuk komoditas buah yang diekspor di antaranya ada coklat, jeruk kintamani, kopi luwak dan salak Bali. Bahkan untuk coklat, Bali sudah mampu bersaing di pasar Singapura, Malaysia dan Thailand.
Sementara itu pimpinan rombongan Uzbekistan Islanova Nargiza menyatakan bahwa ini merupakan kunjungan pertamanya ke Bali. Meskipun singkat karena harus melakukan beberapa kunjungan lagi di Indonesia, ia sangat terkesan dengan sambutan hangat di Bali
Mengenai peluang kerja sama, pihaknya sudah menemukan beberapa potensi yang bisa ditindaklanjuti.
"Kami sudah mengunjungi pabrik anggur Sababay serta kopi luwak, semoga hasil kunjungan tersebut bisa ditindaklanjuti," ucapnya.
Tidak hanya dengan produk tersebut, tidak menutup kemungkinan untuk kerja sama di bidang sektor lainnya. Selain sebagai pelaku UKM, ia juga mempunyai program TV sendiri di Uzbekistan, dan ingin membuat acara khusus yang mengupas tentang UKM Bali.?
"Ke depan saya juga harap ada pertukaran antar UKM di Bali dan Uzbekistan untuk memperkuat hubungan ini," ujar Islanova.
Sementara itu Dubes Indonesia untuk Uzbekistan AA Gede Alit Santika berharap pertemuan ini diikuti dengan tindak lanjut nyata karena para pengusaha UKM Uzbekistan ini memang sangat tertarik dengan pengusaha lokal Bali.
"Walaupun kunjungan ini cukup singkat, saya harap bisa menjawab rasa penasaran mereka akan Bali dan ke depan mereka bisa membawa teman-teman mereka untuk kerjasama dengan pengusaha Bali," katanya.
Dalam kesempatan itu, hadir juga para pelaku UKM Bali dan mempresentasikan produk mereka. Yang pertama adalah Wayan Sukana dengan produknya Bali Tangi.
Menurut Sukana, produknya merupakan yang pertama di Bali di bidang spa dan kosmetik dan sudah banyak diekspor ke mancanegara. Berikutnya Dharma Yuli dari Jegeg Tri Busana yang fokus terhadap pembuatan kain tenun ikat Bali atau endek. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018