Denpasar (Antaranews Bali) - Jajaran Pemerintah Provinsi Bali akan menggalang punia atau sumbangan sukarela dari pegawai dan masyarakat se-Pulau Dewata untuk meringankan beban korban gempa dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah.
"Saya menugaskan Bapak Sekda untuk menggalang punia atau sumbangan sukarela dari para pegawai Pemprov Bali dan masyarakat umum, untuk memberikan dukungan moral kepada para korban gempa," kata Gubernur Bali Wayan Koster setelah menghadiri Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali, di Denpasar, Rabu.
Nantinya, ujar Koster, setelah punia terhimpun, akan diserahkan langsung ke daerah-daerah di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter dan tsunami pada beberapa hari lalu.
Orang nomor satu di Bali itupun sudah menugaskan Sekda Bali Dewa Made Indra untuk menyusun tim yang akan melakukan pendataan korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, khususnya umat Hindu yang berasal dari Bali.
"Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia dan tokoh-tokoh di sana supaya mendapatkan data yang akurat," ujar mantan anggota DPR RI tersebut.
Ada-tidaknya surat edaran dari Menteri Dalam Negeri terkait kepedulian kepada korban gempa di Sulawesi Tengah itu, pihaknya memang sedari awal ingin membantu meringankan para korban bencana alam tersebut. "Tanpa surat edaran, saya kira kita harus peduli," ucapnya.
Tak hanya bantuan untuk korban bencana di Sulawesi Tengah, sebelumnya jajaran birokrasi Pemprov Bali telah menggalang dana untuk membantu korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dana untuk korban gempa Lombok, ujar Koster, sudah terkumpul sekitar Rp850 juta yang rencananya akan diserahkan pada 7 Oktober mendatang. "Untuk Sulteng, saya kira akan bisa lebih dari itu," ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan sekitar 5.000 orang warga Bali yang ada di Palu, Sulawesi Tengah, terdampak bencana gempa bumi dan tsunami. Sekretaris PHDI Sulawesi Tengah I Ketut Suarayasa mengatakan dari 5.000 warga Bali yang terdampak gempa, sembilan diantaranya meninggal dunia.
Suarayasa menambahkan dampak korban gempa yang dialami warga Bali dengan tiga kondisi berbeda. Pertama, gempa berdampak terhadap semua rumah dan efeknya itu ke semua umat Hindu yang ada di sana.
Kedua, saat tsunami juga ada beberapa "krama" atau warga Bali yang terkena dampak bahkan polisi yang sedang berjaga juga meninggal. Kondisi ketiga yaitu di perbatasan Palu dan Sigi tepatnya di Petobo ada perumahan warga Bali yang amblas karena lumpur (likuifaksi). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Saya menugaskan Bapak Sekda untuk menggalang punia atau sumbangan sukarela dari para pegawai Pemprov Bali dan masyarakat umum, untuk memberikan dukungan moral kepada para korban gempa," kata Gubernur Bali Wayan Koster setelah menghadiri Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali, di Denpasar, Rabu.
Nantinya, ujar Koster, setelah punia terhimpun, akan diserahkan langsung ke daerah-daerah di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter dan tsunami pada beberapa hari lalu.
Orang nomor satu di Bali itupun sudah menugaskan Sekda Bali Dewa Made Indra untuk menyusun tim yang akan melakukan pendataan korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, khususnya umat Hindu yang berasal dari Bali.
"Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia dan tokoh-tokoh di sana supaya mendapatkan data yang akurat," ujar mantan anggota DPR RI tersebut.
Ada-tidaknya surat edaran dari Menteri Dalam Negeri terkait kepedulian kepada korban gempa di Sulawesi Tengah itu, pihaknya memang sedari awal ingin membantu meringankan para korban bencana alam tersebut. "Tanpa surat edaran, saya kira kita harus peduli," ucapnya.
Tak hanya bantuan untuk korban bencana di Sulawesi Tengah, sebelumnya jajaran birokrasi Pemprov Bali telah menggalang dana untuk membantu korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dana untuk korban gempa Lombok, ujar Koster, sudah terkumpul sekitar Rp850 juta yang rencananya akan diserahkan pada 7 Oktober mendatang. "Untuk Sulteng, saya kira akan bisa lebih dari itu," ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan sekitar 5.000 orang warga Bali yang ada di Palu, Sulawesi Tengah, terdampak bencana gempa bumi dan tsunami. Sekretaris PHDI Sulawesi Tengah I Ketut Suarayasa mengatakan dari 5.000 warga Bali yang terdampak gempa, sembilan diantaranya meninggal dunia.
Suarayasa menambahkan dampak korban gempa yang dialami warga Bali dengan tiga kondisi berbeda. Pertama, gempa berdampak terhadap semua rumah dan efeknya itu ke semua umat Hindu yang ada di sana.
Kedua, saat tsunami juga ada beberapa "krama" atau warga Bali yang terkena dampak bahkan polisi yang sedang berjaga juga meninggal. Kondisi ketiga yaitu di perbatasan Palu dan Sigi tepatnya di Petobo ada perumahan warga Bali yang amblas karena lumpur (likuifaksi). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018