New York (Antaranews Bali) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan dunia tidak perlu mencari seorang superhero dalam mewujudkan perdamaian, karena yang dibutuhkan adalah kepemimpinan global seluruh negara bangsa dan berbagi tanggung jawab bersama.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan hal itu dalam pidato pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB ke-73 di Markas Besar PBB di Kota New York, Amerika Serikat, Kamis sore, waktu setempat.
Wakil Presiden mengatakan, perdamaian dunia memiliki tantangan yang semakin kompleks, misalnya ketidakstabilan kondisi politik dan ekonomi, konflik yang masih merajalela, kemiskinan dan ketidaksetaraan ekstrem.
Selain itu, menguatnya nasionalisme sempit dan pemikiran menang-kalah (zero sum).
"Namun, dunia tidak perlu mencari jauh-jauh untuk pahlawan super. Kita tidak perlu meminta kekuatan Avengers atau Liga Keadilan, Secara kolektif, kita memiliki kekuatan superhero. Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan kehendak, keberanian, kekuatan, tidak egois, welas asih dan kerendahan hati kita sendiri,” kata Wapres.
Wapres menyatakan kepemimpinan bersama adalah inti dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Di mana kita semua percaya pada kekuatan mantra dalam Piagam PBB, kami bangsa Perserikatan Bangsa-Bangsa,” katanya.
Wakil Presiden mengapresiasi tema yang di bawa dalam sidang umum PBB ke-73 kali ini, ‘Membuat PBB Relevan Untuk Semua Bangsa: Kepemimpinan Global dan Berbagi Tanggung jawab untuk Perdamaian, Kesetaraan dan Masyarakat yang Berkelanjutan’.
“Tema tahun ini dengan tepat menangkap apa yang dibutuhkan untuk dilaksanakan oleh semua pihak, sebagai komunitas bangsa-bangsa, komunitas para pemimpin,” kata Wapres.
Sementara itu, Wakil Presiden mengawali pidatonya dengan mengenang dan menyampaikan simpati terhadap mantan Sekjen PBB Kofi Anan yang meninggal pada 18 Agustus 2018 lalu.
“Dunia telah kehilangan pembawa perdamaian dan seorang humanis sejati. Kita akan mengenang selalu warisannya,” kata Wapres. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan hal itu dalam pidato pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB ke-73 di Markas Besar PBB di Kota New York, Amerika Serikat, Kamis sore, waktu setempat.
Wakil Presiden mengatakan, perdamaian dunia memiliki tantangan yang semakin kompleks, misalnya ketidakstabilan kondisi politik dan ekonomi, konflik yang masih merajalela, kemiskinan dan ketidaksetaraan ekstrem.
Selain itu, menguatnya nasionalisme sempit dan pemikiran menang-kalah (zero sum).
"Namun, dunia tidak perlu mencari jauh-jauh untuk pahlawan super. Kita tidak perlu meminta kekuatan Avengers atau Liga Keadilan, Secara kolektif, kita memiliki kekuatan superhero. Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan kehendak, keberanian, kekuatan, tidak egois, welas asih dan kerendahan hati kita sendiri,” kata Wapres.
Wapres menyatakan kepemimpinan bersama adalah inti dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Di mana kita semua percaya pada kekuatan mantra dalam Piagam PBB, kami bangsa Perserikatan Bangsa-Bangsa,” katanya.
Wakil Presiden mengapresiasi tema yang di bawa dalam sidang umum PBB ke-73 kali ini, ‘Membuat PBB Relevan Untuk Semua Bangsa: Kepemimpinan Global dan Berbagi Tanggung jawab untuk Perdamaian, Kesetaraan dan Masyarakat yang Berkelanjutan’.
“Tema tahun ini dengan tepat menangkap apa yang dibutuhkan untuk dilaksanakan oleh semua pihak, sebagai komunitas bangsa-bangsa, komunitas para pemimpin,” kata Wapres.
Sementara itu, Wakil Presiden mengawali pidatonya dengan mengenang dan menyampaikan simpati terhadap mantan Sekjen PBB Kofi Anan yang meninggal pada 18 Agustus 2018 lalu.
“Dunia telah kehilangan pembawa perdamaian dan seorang humanis sejati. Kita akan mengenang selalu warisannya,” kata Wapres. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018