Jakarta, (Antaranews Bali) - Persiapan pertemuan ekonomi tingkat internasional IMF dan Bank Dunia sebentar lagi atau tepatnya tanggal 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali, akan berlangsung.

Berbagai persiapan sarana dan prasarana hingga infrastruktur terus dilakukan Pemerintah Indonesia agar ajang tahunan yang mulai diselenggarakan 72 tahun lalu dan diikuti ribuan hingga belasan ribu peserta dari 189 negara itu bisa berjalan lancar dan sukses.

Satu hal yang patut mendapat perhatian adalah bagaimana mengatur arus lalu lintas bagi para delegasi agar mereka tidak terjebak kemacetan, mengingat sejumlah ruas jalan menuju lokasi pertemuan seringkali terjadi kemacetan parah.

Sekalipun jalan terowongan atau underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Bali, yang lokasinya berdekatan dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah bisa digunakan dan bisa mengurai kemacetan lalu lintas, tapi rekayasa lalu lintas tetap dilakukan untuk memastikan volume kendaraan tidak terlalu padat.

Salah satu pilihan yang kemungkinan bisa dilakukan adalah penerapan pelat nomor ganjil-genap menjelang dan saat pertemuam IMF dan Bank Dunia berlangsung, seperti halnya yang diberlakukan di Jakarta saat Asian Games 2018.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ketentuan pelat nomor ganjil-genap kemungkinan akan diberlakukan di Bali saat penyelenggaraan pertemuan IMF dan Bank Dunia pada Oktober 2018 untuk mengurangi kemacetan.

"Kemungkinan sekali ganjil-genap diberlakukan. Sedang kita kaji dalam beberapa hari ini untuk memastikannya," kata Menteri Perhubungan Budi Karya kepada pers usai melepas ribuan peserta lomba lari "10 K Hubrun 2018", di Senayan Jakarta, Minggu.

Belajar dari pengalaman pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta yang berjalan efektif, saat pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali juga dimungkinkan pemberlakuan ganjil-genap, mengingat sejumlah lokasi jalan raya di sekitar pertemuan selama ini juga mengalami kemacetan cukup parah.

Pertemuan IMF dan Bank Dunia adalah kegiatan prestisius bagi Indonesia di mata internasional sehingga segala upaya akan dilakukan agar semua bisa berjalan baik serta lancar, yang pada akhirnya memberikan kesan positif bagi peserta yang jumlahnya mencapai ribuan peserta dan pendukung.

Tentunya, kata Menhub, kalau pertemuan ini berjalan lancar dan peserta memberikan apresiasi maka pada akhirnya banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Bali yang pada akhirnya bisa mendorong perekonomian setempat.

Pemberlakuan pelat ganjil-genap harus dikaji secara matang karena kesiapan masing-masing masyarakat di daerah akan menyikapi berbeda dengan peraturan tersebut.

Kalau di Jakarta walaupun masyarakatnya beragam tapi proses edukasi lebih mudah, sementara masyarakat di daerah membutuhkan proses edukasi yang lebih panjang.

Kementerian Perhubungan sendiri belum bisa memastikan jalan mana-mana saja di Nusa Dua dan sekitarnya yang kemungkinan bisa diterapkan aturan ganjil-genap, karena masih harus mengkaji lebih dalam serta dampak positif dan negatifnya.

Namun yang pasti berbagai upaya dan rekayasa akan dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas, baik saat kedatangan delegasi menuju lokasi penginapan dan pertemuan, maupun saat delegasi melakukan kegiatan melancong ke sejumlah objek wisata.

Apalagi rencananya delegasi dan peserta konferensi IMF dan Bank Dunia di sela pertemuan juga akan diajak keliling ke sejumlah objek wisata yang ada di Bali yang memerlukan kelancaran arus lalu lintas, sehingga rekayasa tampaknya perlu dilakukan.

Peran serta pemahaman masyarakat Bali tentunya sangat diharapkan jika benar peraturan ganjil-genap diberlakukan, karena itu semata-mata untuk memberikan citra baik dan positif Bali khususnya dan Indonesia umumnya, dalam mendorong industri pariwisata di mata internasional.

Diperluas

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, dari hasil evaluasi penerapan pelat nomor ganjil-genap selama Asian Games 2018 di Jakarta yang berjalan efektif, tidak menutup kemungkinan diberlakukan di daerah lain, termasuk Bali, khususnya saat ada kegiatan internasional berlangsung.

"Sejumlah kota besar saat ini juga mengalami kemacetan parah dan pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk bisa menerapkan ketentuan pelat nomor ganjil-genap untuk mengurangi kemacetan," katanya Dirjen Budi.

Dari hasil kunjungan dan pemantauan ke sejumlah kota provinsi, beberapa kepala daerah juga kesulitan mengatasi kemacetan di kotanya masing-masing akibat pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat, sementara tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan raya.

Hasil evaluasi pelaksanaan ganjil-genap selama Asian Games 2018 di Jakarta ternyata memberikan dampak yang positif bagi pengguna jalan dari perubahan kecepatan rata-rata di ruas jalan naik sebesar 44,08 persen, sementara di ruas jalan alternatif rata-rata naik 2,17 persen.

Sementara jumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan yang diberlakukan ganjil-genap rata-rata turun 20,37 persen, dan di ruas jalan alternatif rata-rata naik 6,48 persen

Demikian juga jumlah penumpang angkutan umum setelah perluasan kawasan ganjil-genap untuk penumpang Transjabodetabek premium rata-rata naik 46,8 persen, penumpang Transjakarta rata-rata naik 40,21 persen, dan penumpang KRL rata-rata naik 6,13 persen.

Melihat dampak positif dari diberlakukannya ganjil-genap maka aturan itu kemungkinan besar akan diperpanjang dan bahkan diperluas wilayahnya.

Kementerian Perhubungan menilai memang perlu upaya tidak mudah untuk mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat pengguna jalan dari menggunakan kendaraan pribadi menuju kendaraan umum.

Pemerintah sebenarnya sudah dan akan menyiapkan sejumlah angkutan massal, seperti LRT dan Trans-Jakarta untuk mengakomodasi pergerakan masyarakat dari rumah ke lokasi kerja.

Memang diakui tidak mudah mengubah gaya hidup masyarakat dalam pola menggunakan kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Tapi itu harus dilakukan sambil pemerintah terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas angkutan umum agar masyarakat bisa beralih. (WDY)

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018