Nusa Dua (Antaranews Bali) - Kementerian Pariwisata mendorong agar pelaksanaan pertemuan, insentif, konvensi dan pameran (MICE) dilaksanakan saat musim sepi wisatawan atau "low season" agar pertumbuhan pariwisata tetap stabil dan mendatangkan devisa lebih besar. 

"Jika memberikan dampak besar, kami masukkan 'MICE' sebagai alternatif pariwisata saat tren kunjungan menurun," kata Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu. 

Untuk itu, pihaknya melaksanakan lokakarya percepatan pengembangan wisata "MICE" yang dihadiri pelaku udaha, praktisi pariwisata, akademisi, pemerintahan dan instansi terkait lainnya dengan fokus membahas dampak yang ditimbulkan dari pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, Oktober 2018 di Bali. 

Menurut dia, pertemuan tahunan IMF- Bank Dunia yang dijadwalkan dihadiri sekitar 15 ribu delegasi dari 189 negara itu, akan dijadikan percontohan untuk mengukur dampak ekonomi yang muncul pada pertemuan berskala besar tahun 2018 itu. 

Minimal, lanjut dia, pertemuan sekelas IMF dan Bank Dunia itu memberikan dampak langsung berupa pengeluaran yang tidak sedikit dari setiap delegasi yang diperkirakan mencapai 700-1.000 dolar AS per orang selama mereka di Bali. 

"Bisnis 'MICE' dari sisi jumlah turis tidak sebanyak 'leisure' tetapi pengeluarannya jauh lebih besar dan kontronusi devisa juga besar," ucapnya. 

Senada dengan Alexander, Ketua Tim Percepatan MICE Hosea Andreas Runkat mengatakan ajang pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia akan menjadi percontohan untuk menghitung dampak ekonomi yang dihasilkan. 

Selama ini, kata dia, data dari industri terkait masih belum optimal digali dan menjadi permasalahan tersendiri padahal data tersebut sangat penting untuk menentukan arah kebijakan pengembangan pariwisata "MICE". 

Data tersebut diperlukan khususnya dalam menjalankan promosi dan pemasaran kepada pelaku internasional. Sejumlah daerah di Indonesia berpotensial menjadi tujuan wisata MICE di antaranya Bali, Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Bandung dan Medan, namun baru Bali dan Yogyakarta yang jadi langganan. (ed)
 

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018