Manado (Antara Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara meminta wisatawan maupun warga yang tinggal di kaki Gunung Karangetang, untuk sementara tidak mendaki seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik dan statusnya telah ditetapkan sebagai siaga (level III).

"Status Gunung Karangetang sekarang cukup berbahaya, sebaiknya masyarakat menghindari dari kegiatan mendaki," kata Kepala BPBD Sulut, Hoyke Makarawung, di Manado, Selasa.

Masyarakat dan pengunjung tidak diperkenankan mendaki puncak melebihi ketinggian 500 meter di atas permukaaan laut, untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu vulkanik.

Warga juga akan direkomendasikan agar menggunakan masker pencegahan kesehatan, jika nantinya aktivitas gunung benar-benar tidak berhenti.

Kepada warga di kaki gunung itu, seperti di Kampung (desa) Mini di bagian barat (Kali Beha Barat) dan Kampung Kopi di bagian selatan (Kali Kahetang), diminta lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat.

"Kami mengimbau agar warga di sekitar Gunung Karangetang untuk tenang dan tidak panik," ujarnya lagi.

Pemerintah daerah meminta warga tidak terpancing oleh isu-isu tentang letusan yang membuat warga panik, serta berharap hanya mendengar satu informasi dari pemerintah daerah atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan Pemerintah Kabupaten Sitaro tentang perkembangan aktivitas Gunung Karangetang, karena memang ada prosedurnya," jelas Makarawung.

Salah satu warga Siau, kabupaten Sitaro, Fidel Malumbot mengatakan, pihaknya belum mendapat penjelasan resmi terkait aktivitas gunung api itu, namun selalu mewaspadainya.

"Kalau memang perlu ada upaya untuk mengungsi tentu dilakukan, tetapi sejauh ini belum mendapat informasi resmi langsung," katanya.

Sementara itu kegiatan warga masih berjalan normal, termasuk aktivitas sekolah-sekolah di desa yang rawan bencana itu.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011