Singaraja (Antaranews Bali) - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menargetkan buah lokal yang banyak dihasilkan di Bali Utara bisa masuk hotel untuk mengatasi persoalan pemasaran pascapanen yang dihadapi petani selama ini.

"Pada periode kedua pemerintahan saya di Buleleng, pertanain tetap berjalan dan jadi prioritas. Namun yang paling saya pikirkan adalah masalah pascapanen," katanya di Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa.

Ia mengatakan buah lokal di Buleleng merupakan salah satu keunggulan Buleleng. Kualitas buah lokal seperti mangga, manggis, anggur, tak kalah dengan daerah lain, namun untuk pemasaran perlu juga ada pembangunan pada sektor lain seperti pariwisata.

"Jika pariwisata berkembang, maka buah lokal bisa disuguhkan di hotel berbintang, tak boleh ada buah dari luar," katanya.

Selama ini, lanjut Bupati Agus, wine lokal sudah bisa diserap di hotel dan restoran. Di wilayah Gerokgak ada 97 jenis anggur yang dikembangkan.

"Nah, bagaimana mengaitkan proses dan prosedur semuanya? Berapa kebutuhan wine, bagaimana proses agar buah sesuai dengan keinginan hotel. Itu kita pikirkan, kita perjuangkan," ujarnya.

Bupati mengatakan saat ini keinginan buah lokal masuk hotel belum terwujud, karena belum ada kesamaan visi. Kalau dibuatkan regulasi dengan Pergub, buah lokal masuk hotel pasti bisa terwujud.

"Regulasi seperti Pergub untuk buah lokal ini menguntungkan Buleleng sebagai wilayah yang berada di Bali utara, dan ini merupakan konsep pemerataan," katanya.

Di daerah lain seperti di Jawa, pemerintah dan masyarakatnya juga sedang giat meningkatkan sektor pertanian ini.

"Jadi kita bersaing juga. Tapi kita bisa mengembangkannya dengan program khusus. Kita mengembangkan pertanian dengan program agrowisata dan eco-tourism," katanya.

Untuk mengembangkan program agrowosata dan ecotourism itu, menurut Bupati Agus,  Buleleng mengadakan festival seni budaya dan pertanian untuk mengukur daya tarik, untuk memperkenalkan dan untuk diplomasi.

"Di situ ada atraksi, juga ada kemauan kita bersama untuk menjaga wilayah ini. Berangkat dari sana kita berpikir soal aksebilitas. Maka perlu dibangun juga jalan yang representaif yang menghubungkan Bali utara dan selatan," katanya. (ed)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018