Jakarta (Antaranews Bali) -  Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp14.600 dibanding sebelumnya Rp14.575 per dolar AS, namun masih ada harapan penguatan rupiah di tengah tren penguatan dolar pasca-pengumuman The Fed.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole yang optimistis terkait outlook perekonomian di AS menopang dolar AS.

"Powell melihat laju inflasi masih tetap pada target yang diinginkan oleh The Fed yaitu dua persen," katanya.

Ia menambahkan The Fed juga menyatakan laju kenaikan suku bunga yang sudah dilakukan sejak Desember 2015 lalu tidak berubah, dengan catatan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap perekonomian Amerka Serikat.

"Untuk tahun 2018 sendiri sudah terjadi dua kali kenaikan suku bunga The Fed dan akan terjadi dua kali lagi. Kenaikan terdekat diprediksi pada 27 September mendatang," katanya.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan mata uang kuat Asia, yakni yen Jepang dan dolar HongKong bergerak melemah terhadap dolar AS, situasi itu menjadi sentimen pelemahan bagi rupiah.

"Tetapi, kemungkinan rupiah dapat menguat meski tipis di tengah tidak adanya sentimen negatif dari dalam negeri," katanya. (WDY)

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018