Denpasar (Antaranews Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Bali, melaksanakan pelatihan dan simulasi bencana yang diikuti 43 peserta dari forum "Pecalang" seluruh desa dan kelurahan selama tiga hari, 8-10 Agustus.

Sekretaris Daerah Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara di Denpasar, Rabu, mengatakan pelatihan terhadap "Pecalang" (satuan pengaman tradisional Bali) merupakan langkah yang sangat tepat dan kreatif, sehingga tugas sebagai "pecalang" mampu memahami permasalahan yang berkaitan dengan adat dan agama, tetapi juga harus memiliki pemahaman dan keterampilan dalam membantu penanggulangan bencana khususnya dalam keadaan darurat.

Ia mengajak semua pihak tanggap dan sigap dalam mengatasi bencana serta mempersiapkan diri mengantisipasi maupun pasca-bencana. "Ini merupakan langkah yang tepat untuk menanggulangi, mengatasi dan menanamkan sikap tanggap bencana maupun mempersiapkan diri dalam mengatasi bencana. Karena keberadaan `pecalang` merupakan ujung tombak di setiap desa, sehingga jika ada bencana para `pecalang` lebih gampang untuk menghubungi pihak terkait ataupun mengambil langkah awal dari penanggulangan bencana," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa mengatakan pelatihan dan penggunaan sarana dan prasarana pascabencana bertujuan untuk mempercepat pelayanan pada masyarakat yang sedang membutuhkan pertolongan pertama dalam mengatasi bencana serta dari pihak pecalang yang merupakan pengamanan di masing-masing desa dan kelurahan bisa berkoordinasi dengan BPBD Kota Denpasar.

"Tujuan pelaksanaan kegiatan ini merupakan meningkatkan kapasitas dari setiap `pecalang-pecalang` di Kota Denpasar, dalam konteks ini merupakan kapasitas pembangunan (capasity building) serta pemahaman dari setiap pecalang akan lebih meningkat," ucapnya.

Joni Ariwibawa didampingi Ketua Panitia Pelaksana Simulasi Anak Agung Gde Bagus Punarbawa mengatakan selain BPBD yang merupakan instansi dalam penanggulangan bencana, juga dibutuhkan sinergi dari masyarakat atau konteks ini forum pecalang dari masing-masing desa dan kelurahan dalam mempercepat pencegahan dan penanggulangan serta melatih dalam situasi normal agar kapasitasnya meningkat.

"Ketika ada bencana kita bisa menggerakkan petugas yang sudah terlatih, serta bersinergi antara pemerintah, swasta, serta lembaga masyarakat dapat saling bahu membahu," katanya.

Selain itu, Joni Ariwibawa mengatakan kegiatan simulasi selain dengan "pecalang" pihaknya juga melaksanakan simulasi bencana di beberapa sekolah, seperti SD 3 Saraswati.

Dengan adanya simulasi bencana seperti tsunami maupun gempa bumi merupakan upaya untuk membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat.

"Melalui kegiatan ini diharapkan agar bisa menjadi memberdayakan masyarakat sekitar, agar nantinya dapat melakukan evakuasi secara mandiri. Dan nantinya kegiatan tersebut akan dilakukan terus sebagai upaya pendampingan sigap bencana," katanya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018