Badung (Antaranews Bali) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, mendukung penguatan kapasitas Inspektur Pangan untuk SDM Autoridade Inspesaun no Fiskalizasaun Atividade Ekonomika, Sanitaria no Alimentar (AIFAESA), Republik Demokratik Timor Leste, melalui kegiatan pelatihan di Legian, Badung, Bali.
     "Kegiatan Pelatihan Inpektur Pangan untuk SDM AIFAESA atau Otoritas Inspeksi dan Pengawasan Kegiatan Ekonomi Sanitasi dan Makanan Timor Leste ini, kami harap dapat meningkatkan kapasitas inspektur pangan dalam pengembangan dan pengaturan sistem keamanan pangan nasional di Timor Leste," ujar Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito, saat membuka kegiatan tersebut, Senin.
     Ia mengatakan, kegiatan tersebut juga merupakan wujud dukungan dari BPOM untuk memberi bantuan bagi negara lain, khususnya bagi negara-negara yang dalam tingkatan ekonominya masih membutuhkan, dan merupakan kepentingan perdagangan untuk mendukung keamanan obat dan makanan dari Inodnesia yang banyak masuk ke Timor Leste.
     "Itu menjadi tugas BPOM untuk mendukung program prioritas pemerintah dengan memastikan sistem pengawasan obat dan makanan di Timor Leste kuat untuk memastikan produk Indonesia yang masuk ke Timor Leste aman sehingga Indonesia dapat terus mengembangkan perdagangan obat dan makanan Indonesia ke Timor Leste," katanya.
     Penny menjelaskan, kerjasama tersebut juga akan terus diperkuat dengan kerjasama selatan-selatan dan 'triangular', antara Indonesia dengan Timor Leste yang didukung oleh "multilateral agencies seperti Food and Agriculture Organization(FAO) dan World Health Organization (WHO).
     "Ini semua untuk keamanan obat dan makanan. Semakin besar kerjasama ini, semakin baik untuk kedua belah pihak. Ini juga saling menguntungkan karena Indonesia dan Timor Leste sama-sama memiliki kepentingan.
     Penny menambahkan, peningkatan kapasitas SDM AIFAESA itu juga perlu didukung terkait dengan tugasnya untuk memastikan keamanan, mutu dan kualitas obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat Timor Leste.
     "Kepentingan lainnya juga karena Timor Leste negara tetangga dan untuk mendukung kepentingan perdagangan Indonesia dengan Timor Leste. Saya harap kegiatan ini juga dapat menciptakan jejaring kerja sama antar Badan Pengawas atau regulator," ujarnya 
     Dalam kegiatan pelatihan yang diikuti oleh perwakilan regulator Timor-Leste tersebut, para peserta akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai cara membangun sistem keamanan pangan di Indonesia. 
     Selain itu, peserta juga akan melakukan 'field visit' untuk meninjau cara memastikan keamanan pangan pada proses produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) sehingga peserta diharapkan mendapat pengetahuan yang komprehensif mengenai sistem keamanan pangan. Program kerjasama teknis ini akan terus berlanjut selama tiga tahun kedepan dalam kegiatan pendampingan, koordinasi, pelaporan, monitoring serta evaluasi.
     “Kami yakin semua peserta akan mampu menerapkan materi pelatihan dan pada akhirnya berkontribusi untuk kemandirian sistem keamanan pangan di Timor Leste," kata Penny.
     Sementara itu, Kepala AIFAESA, Abilio Oliviera Sereno mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan dari Inodnesia, khususnya BPOM karena AIFAESA baru didirikan pada tahun 2016.
     "Kami belum memiliki laboratorium, kemampuan SDM kami juga masih kurang, jadi kami terus mengembangkan kapasitas SDM, salah satunya melalui pelatihan ini," katanya.
     Ia berharap, melalui adanya kerja sama yang dilakukan dengan BPOM Ri tersebut, pihaknya dapat menjamin makanan yang dikonsumsi konsumen Timor Leste adalah makanan yang sehat.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018