Badung (Antaranews Bali) - Festival kebudayaan kolaborasi budaya Jepang dengan Bali, "Bali-Japan Matsuri 2018", yang diadakan API Magazine bekerja sama dengan Ayodya Resort Bali pada 27-29 Juli itu, menargetkan sekitar 10.000 orang pengunjung.
"Bali-Japan Matsuri tahun lalu (2017) dikunjungi oleh sekitar 8.000 pengunjung. Dengan berbagai inovasi yang kami miliki tahun ini, saya rasa target 10.000 pengunjung tersebut akan tercapai," ujar panitia Bali-Japan Matsuri, Rini Hertamawati, di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu malam.
Rini mengatakan, berbagai inovasi yang dilakukan pada pelaksanaan Bali-Japan Matsuri tahun ini adalah adanya berbagai kegiatan yang tahun lalu belum ada serta lokasi acara yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Kalau sebelumnya acara kami adakan di dalam ruangan, tahun ini acara akan kami adakan di kawasan Beach Garden Ayodya Resort Bali. Jadi, nuansa festivalnya akan lebih terasa," katanya.
Bali-Japan Matsuri 2018 rencananya juga menyajikan berbagai kegiatan dan pelombaan seperti, kompetisi dan parade Cosplay, kompetisi peragaan busana Yukata, anjungan kuliner, atraksi Body Painting, anjungan permainan bernuansa Jepang dan pemutaran film Cinema Caravan.
Rini menjelaskan, festival tersebut memiliki tujuan untuk mempererat dan memperkuat hubungan Jepang-Indonesia, khususnya Bali melalui bidang seni dan kebudayaan, karena itu acara tersebut juga didukung oleh pihak Konjen Jepang di Bali.
"Acara ini akan menunjukkan bagaimana kebudayaan Indonesia dan bagaimana kebudayaan Jepang. Selain itu kedua kebudayaan itu juga akan kami kolaborasikan seperti dengan penampilan duet penyanyi asal Jepang Tatsuya Kitagawa dengan artis asal Bali, Anggis Devaki," katanya.
Terkait perbedaan Bali-Japan Matsuri 2018 dengan festival serupa yang juga sering diadakan di berbagai daerah di Bali, Rini mengatakan, Bali-Japan Matsuri diharapkan dapat menjadi festival dengan skala paling besar dan akan dikunjungi oleh masyarakat luas.
"Selain itu, biasanya kalau di festival yang lain itu pengunjung dikenakan tiket masuk, namun Bali-Japan Matsuri dapat dikunjungi masyarakat luas secara gratis tanpa ada tiket masuk," katanya.
Selain untuk mempererat hubungan Inodnesia dengan Jepang, Bali-Japan Matsuri 2018 juga diharapkan dapat ikut membantu meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya ke wilayah Pulau Bali.
"Diadakannya acara ini juga dapat turut mempromosikan pariwisata Bali. Kami harap kegiatan ini dapat dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan yang menjadi tamu hotel di sekitar kawasan pariwisata Nusa Dua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Bali-Japan Matsuri tahun lalu (2017) dikunjungi oleh sekitar 8.000 pengunjung. Dengan berbagai inovasi yang kami miliki tahun ini, saya rasa target 10.000 pengunjung tersebut akan tercapai," ujar panitia Bali-Japan Matsuri, Rini Hertamawati, di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu malam.
Rini mengatakan, berbagai inovasi yang dilakukan pada pelaksanaan Bali-Japan Matsuri tahun ini adalah adanya berbagai kegiatan yang tahun lalu belum ada serta lokasi acara yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Kalau sebelumnya acara kami adakan di dalam ruangan, tahun ini acara akan kami adakan di kawasan Beach Garden Ayodya Resort Bali. Jadi, nuansa festivalnya akan lebih terasa," katanya.
Bali-Japan Matsuri 2018 rencananya juga menyajikan berbagai kegiatan dan pelombaan seperti, kompetisi dan parade Cosplay, kompetisi peragaan busana Yukata, anjungan kuliner, atraksi Body Painting, anjungan permainan bernuansa Jepang dan pemutaran film Cinema Caravan.
Rini menjelaskan, festival tersebut memiliki tujuan untuk mempererat dan memperkuat hubungan Jepang-Indonesia, khususnya Bali melalui bidang seni dan kebudayaan, karena itu acara tersebut juga didukung oleh pihak Konjen Jepang di Bali.
"Acara ini akan menunjukkan bagaimana kebudayaan Indonesia dan bagaimana kebudayaan Jepang. Selain itu kedua kebudayaan itu juga akan kami kolaborasikan seperti dengan penampilan duet penyanyi asal Jepang Tatsuya Kitagawa dengan artis asal Bali, Anggis Devaki," katanya.
Terkait perbedaan Bali-Japan Matsuri 2018 dengan festival serupa yang juga sering diadakan di berbagai daerah di Bali, Rini mengatakan, Bali-Japan Matsuri diharapkan dapat menjadi festival dengan skala paling besar dan akan dikunjungi oleh masyarakat luas.
"Selain itu, biasanya kalau di festival yang lain itu pengunjung dikenakan tiket masuk, namun Bali-Japan Matsuri dapat dikunjungi masyarakat luas secara gratis tanpa ada tiket masuk," katanya.
Selain untuk mempererat hubungan Inodnesia dengan Jepang, Bali-Japan Matsuri 2018 juga diharapkan dapat ikut membantu meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya ke wilayah Pulau Bali.
"Diadakannya acara ini juga dapat turut mempromosikan pariwisata Bali. Kami harap kegiatan ini dapat dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan yang menjadi tamu hotel di sekitar kawasan pariwisata Nusa Dua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018