Surabaya (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Surabaya menyatakan pelajar di Kota Pahlawan itu sejak empat bulan terakhir dapat membayar ongkos Suroboyo Bus dengan menggunakan sampah plastik.

"Dengan terobosan ini, kami ingin mendidik anak-anak supaya tidak membuang sampah sembarangan," kata Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Surabaya Hidayat Syah saat menerima rombongan awak media bersama jajaran Humas  Pemprov Bali, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, dengan langkah itu, sekaligus untuk "menularkan" informasi kepada siswa bahwa sebenarnya sampah plastik dapat "menghasilkan".

"Ya, contoh konkretnya dapat digunakan untuk biaya transportasi," ucapnya saat menerima rombongan media yang dipimpin oleh Kepala Bagian Data dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Ida Bagus Surja Manuaba itu.

Mekanismenya, lanjut dia, siswa dapat membawa sampah plastik yang sudah dibersihkan ke halte terdekat atau bank-bank sampah. Tukarkan sampah plastik yang sudah dibersihkan kepada petugas yang ada di bank sampah terminal/halte, kemudian, petugas akan memberikan satu tiket. Tiket tersebut berlaku satu kali jalan atau lebih, asalkan tidak melebihi batas waktu yang tertera pada tiket.

Hidayat mengatakan, terobosan tersebut sebelumnya juga sampai dilirik oleh UNICEF atau Badan PBB yang mengurusi anak-anak.

Mengenai pengelolaan sampah di Kota Surabaya, kata Hidayat, secara struktural menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau.

Pengelolaan sampah di kota yang dipimpin oleh Tri Rismaharini juga melibatkan sejumlah pemangku kepentingan seperti dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk Pusat Daur Ulang Jambangan dan pemberdayaan masyarakat untuk pengolahan sampah dari sumbernya, bank sampah, maupun lomba-lomba kebersihan.

Selain itu, Wali Kota Surabaya juga rutin menggelar kerja bakti dengan melibatkan semua organisasi perangkat daerah, LSM, masyarakat, hingga kalangan TNI untuk menciptakan wajah Kota Surabaya menjadi bersih.

"Kunci keberhasilannya, bagaimana kita membuatkan 'trust' pada masyarakat. Kalau masyarakat sudah percaya, otomatis mau untuk berpartisipasi. Bahkan Bu Risma tak segan-segan turun langsung ke lapangan ikut bersih-bersih," ucap Hidayat.

Sedangkan karakteristik sampah di Surabaya didominasi sampah organik sebesar 68,5 persen, dan sisanya merupakan sampah anorganik seperti plastik, logam, gelas/kaca, dan kertas. Jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir dalam sehari mencapai sekitar 1.509,57 ton.

Sementara itu, Kepala Bagian Data dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Ida Bagus Surja Manuaba mengatakan dengan belajar langsung bersama awak media ke Surabaya diharapkan hal-hal yang positif selanjutnya dapat diadopsi di Bali.

"Media informasi pembangunan seperti ini sekaligus merupakan kegiatan untuk menjalin hubungan yang harmonis antara Pemprov Bali dengan media massa sebagai mitra pemerintah, khususnya dalam publikasi program dan hasil-hasil pembangunan," ucapnya.

Menurut Surja Manuaba, Kota Surabaya dipilih karena telah mendapat sejumlah penghargaan nasional hingga internasional atas keberhasilan mengelola sampah dan dari sisi kebersihannya.

Sementara itu, sampah di Bali setiap hari sebesar 10.849,10 meter kubik, dengan volume sampah yang masuk ke TPA sebesar 6.256,69 meter kubik. Dari komposisi sampah di Bali, organik 60 persen, anorganik 30 persen, dan residunya 10 persen. Sampah anorganik itu berupa plastik, kertas, karet/kulit, logam dan kaca. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018