Karangasem (Antaranews Bali) - Hari pertama masuk sekolah pada tahun ajaran baru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Besakih, Dusun Kesimpar, Karangasem, Bali, tampak sepi, karena ditinggal muridnya mengungsi akibat erupsi Gunung Agung untuk kesekian kalinya sejak akhir Juni lalu.
"Hari pertama masuk sekolah ini sepi karena sebagian murid kami ikut orang tuanya mengungsi. Sejumlah murid baru juga belum hadir pada hari ini," kata Kepala Sekolah SDN 4 Besakih, Wayan Subagia, Senin.
Ia mengatakan, total siswa di sekolahnya untuk tahun ajaran 2018-2019 adalah sebanyak 54 orang, sedangkan pada hari pertama murid yang hadir hanya sebanyak sekitar 10 orang dari murid kelas satu sampai kelas enam.
"Sebenarnya karena sekolah kami terletak di luar radius zona bahaya empat kilometer, jadi untuk tahun pelajaran baru ini tahun 2018-2019 kami tetap mengajar seperti biasa karena belum ada instruksi dari atasan kami untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar," ujarnya.
Namun, Wayan Subagia mengaku, dirinya memaklumi apabila para murid tidak dapat masuk sekolah karena harus ikut mengungsi yang sebagian besar mengungsi di Pos Pengungsi UPT Pertanian Rendang. "Ya mungkin mereka takut atau bagaimana karena memang saat ini kondisi Gunung Agung tidak dapat diprediksi," ujarnya.
Sebelum masuk kelas, pada hari pertama sekolah para murid bergotong royong untuk membersihkan kawasan halaman dan ruang kelas di sekolah itu. Kepala sekolah dan para guru kemudian juga membagikan masker sekaligus mengajarkan cara pemakaiannya saat mengumpulkan para murid setelah murid melakukan gotong royong. "Masker ini harus dipakai apabila terjadi erupsi untuk mengantisipasi dampak abu vulkanis," ujar Wayan Subagia kepada muridnya.
Ketut Dewi, salah seorang murid mengaku dirinya tetap bersekolah karena memang ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar. "Tapi tadi awalnya masih bersih-bersih sekolah dulu, tetap senang karena sudah lama tidak bertemu teman-teman," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018