Gianyar (Antaranews Bali) - Deputi Bidang Pelayanan Publik KemenPAN/RB Prof Dr Diah Natalisa MBA menilai inovasi yang dilaksanakan unit pelaksana teknis (UPT) Kesmas II Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, merupakan salah satu dari "33 inovasi pelayanan publik top" di Indonesia.
"Hal itu merupakan prestasi yang luar biasa yang dapat ditiru oleh UPT Kesmas di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia dalam menangani penderita HIV/Aids," kata Deputi Diah Natalisa dalam siaran pers Humas Pemkab Gianyar yang diterima, Minggu.
Ia mengatakan, inovasi UPT Kesmas Ubud II mampu mempercepat meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus sebagai model untuk penerapan pelayanan publik yang baik.
Inovasi Peningkatan Kualitas Layanan Satu Atap UPT Kesmas Ubud II merupakan "best practice" yang dapat ditiru oleh pelayanan publik di Kabupaten Gianyar, Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Deputi Diah Natalisa memaparkan bahwa kebijakan inovasi pelayanan publik di lingkungan aparatur pemerintah tidak lepas dari payung Kebijakan Reformasi Birokrasi, yang menginginkan adanya pelayanan publik berkelas dunia 2025.
Untuk itu diperlukan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan melakukan lompatan, sehingga tujuan itu segera tercapai.
Kementerian PANRB telah menggulirkan program 'satu Instansi, Satu Inovasi-One Agency, One Innovation', untuk mendorong penciptaan atau pembentukan inovasi pelayanan publik melalui kompetisi sejak tahun 2014.
Kunjungan tim pusat tersebut berlangsung Sabtu (19/5) disambut Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng didampingi Sekda setempat I Made Gede Wisnu Wijaya dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Lingkungan Pemkab Gianyar.
Pj Bupati Gianyar Ketut Rochineng memaparkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan penyebaran kasus penderita HIV-AIDS yang jumlahnya cenderung mengalami peningkatan yang signifikan.
Upaya tersebut antara lain memberikan penyuluhan kepada masyarakat, pengambilan sampel darah, rumatan methadone dan berbagai kegiatan lainnya untuk menekan penyebaran penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh.
UPT kesmas Ubud II telah melakukan upaya pengembangan untuk berperan dalam menurunkan jumlah penderita HIV-AIDS dengan membentuk layanan satu atap (One Stop Service) bagi kelompok stigma.
Inovasi tersebut terus dikembangkan dan direplikasi pada unit pelayanan kesehatan lainnya, yang tentu memberikan motivasi tersendiri untuk melakukan inovasi dan replikasi pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat Gianyar.
Sementara Kepala UPT Kesmas Ubud II Dr I Gusti Ngurah Adnyana menjelaskan, layanan satu atap yang disebut Klinik Anggrek, melayani terapi bagi pengguna narkotika suntik dengan terapi Methadone, pelayanan deteksi HIV dengan konseling test HIV secara sukarela.
Selain itu melayani penjaringan dan pengobatan Infeksi Menular Seksual (IMS) serta pengobatan HIV-AIDS. Hal tersebut untuk mempermudah masyarakat, dengan sekali datang ke sarana pelayanan kesehatan, dapat mengakses pelayanan yang lengkap dan biaya terjangkau.
Diharapkan dengan inovasi tersebut bisa menjadi pedoman dan direplikasi pada pelayanan publik lainnya, sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang optimal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Hal itu merupakan prestasi yang luar biasa yang dapat ditiru oleh UPT Kesmas di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia dalam menangani penderita HIV/Aids," kata Deputi Diah Natalisa dalam siaran pers Humas Pemkab Gianyar yang diterima, Minggu.
Ia mengatakan, inovasi UPT Kesmas Ubud II mampu mempercepat meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus sebagai model untuk penerapan pelayanan publik yang baik.
Inovasi Peningkatan Kualitas Layanan Satu Atap UPT Kesmas Ubud II merupakan "best practice" yang dapat ditiru oleh pelayanan publik di Kabupaten Gianyar, Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Deputi Diah Natalisa memaparkan bahwa kebijakan inovasi pelayanan publik di lingkungan aparatur pemerintah tidak lepas dari payung Kebijakan Reformasi Birokrasi, yang menginginkan adanya pelayanan publik berkelas dunia 2025.
Untuk itu diperlukan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan melakukan lompatan, sehingga tujuan itu segera tercapai.
Kementerian PANRB telah menggulirkan program 'satu Instansi, Satu Inovasi-One Agency, One Innovation', untuk mendorong penciptaan atau pembentukan inovasi pelayanan publik melalui kompetisi sejak tahun 2014.
Kunjungan tim pusat tersebut berlangsung Sabtu (19/5) disambut Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng didampingi Sekda setempat I Made Gede Wisnu Wijaya dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Lingkungan Pemkab Gianyar.
Pj Bupati Gianyar Ketut Rochineng memaparkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan penyebaran kasus penderita HIV-AIDS yang jumlahnya cenderung mengalami peningkatan yang signifikan.
Upaya tersebut antara lain memberikan penyuluhan kepada masyarakat, pengambilan sampel darah, rumatan methadone dan berbagai kegiatan lainnya untuk menekan penyebaran penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh.
UPT kesmas Ubud II telah melakukan upaya pengembangan untuk berperan dalam menurunkan jumlah penderita HIV-AIDS dengan membentuk layanan satu atap (One Stop Service) bagi kelompok stigma.
Inovasi tersebut terus dikembangkan dan direplikasi pada unit pelayanan kesehatan lainnya, yang tentu memberikan motivasi tersendiri untuk melakukan inovasi dan replikasi pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat Gianyar.
Sementara Kepala UPT Kesmas Ubud II Dr I Gusti Ngurah Adnyana menjelaskan, layanan satu atap yang disebut Klinik Anggrek, melayani terapi bagi pengguna narkotika suntik dengan terapi Methadone, pelayanan deteksi HIV dengan konseling test HIV secara sukarela.
Selain itu melayani penjaringan dan pengobatan Infeksi Menular Seksual (IMS) serta pengobatan HIV-AIDS. Hal tersebut untuk mempermudah masyarakat, dengan sekali datang ke sarana pelayanan kesehatan, dapat mengakses pelayanan yang lengkap dan biaya terjangkau.
Diharapkan dengan inovasi tersebut bisa menjadi pedoman dan direplikasi pada pelayanan publik lainnya, sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang optimal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018