Denpasar (Antara Bali) - Seorang guru besar Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa menegaskan, menciptakan desain yang terbingkai dalam ergonomi perlu kajian dan analisis secara menyeluruh sehingga mampu mewujudkan konsep yang komprehensip dan berkarakter.
"Upaya menciptakan rancang bangun atau desain tersebut perlu didukung penerapan teknologi tepat guna (TTG) yang menekankan hasil analisis secara sistematik, holistik, interdisipliner dan partisipatori (SHIP)," kata Profesor Artayasa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, pengkajian dengan menggunakan dua unsur, yakni TTG) dan SHIP, dimaksudkan untuk memecahkan masalah dan menentukan kesimpulan guna mencari alternatif terbaik dalam menciptakan desain.
Dengan demikian dalam menciptakan desain interior yang menekankan pada konsep, estetika dan teknis akan mampu menghasilkan rancang bangun yang aman, nyaman dan mampu meningkatkan produktivitas kerja.
"Dengan demikian unsur-unsur ergonomi pada desain interior harus memperhatikan keserasian antara kelebihan, batasan dan kekurangan manusia dalam beraktivitas," ujarnya.
Ia mengingatkan, dalam menyusun desain interior dalam sebuah bangunan tidak cukup hanya memecahkan masalah, namun harus mampu mewujudkan keserasian dan kenyamanan secara menyeluruh.
Hal itu selain mempertimbangkan berbagai aspek harus mampu memecahkan berbagai masalah dengan menekankan pada estetika dalam menciptakan keindahan, dan elemen-elemen dasar yang mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan.
Semua itu pada akhirnya akan mampu meningkatkan produktivitas pemakainya, asal semua penerapan tersebut melalui tahapan-tahapan yang ada pada sistem perencanaan mulai dari kajian ergonomi hingga proses akhir yang dihasilkan.
Dengan diterapkannya ergonomi sejak awal perencanaan pada konsep, estetika dan teknis akan mampu mewujudkan desain interior yang dapat meningkatkan produktivita setinggi-tingginya bagi pengguna, tutur Prof Artayasa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Upaya menciptakan rancang bangun atau desain tersebut perlu didukung penerapan teknologi tepat guna (TTG) yang menekankan hasil analisis secara sistematik, holistik, interdisipliner dan partisipatori (SHIP)," kata Profesor Artayasa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, pengkajian dengan menggunakan dua unsur, yakni TTG) dan SHIP, dimaksudkan untuk memecahkan masalah dan menentukan kesimpulan guna mencari alternatif terbaik dalam menciptakan desain.
Dengan demikian dalam menciptakan desain interior yang menekankan pada konsep, estetika dan teknis akan mampu menghasilkan rancang bangun yang aman, nyaman dan mampu meningkatkan produktivitas kerja.
"Dengan demikian unsur-unsur ergonomi pada desain interior harus memperhatikan keserasian antara kelebihan, batasan dan kekurangan manusia dalam beraktivitas," ujarnya.
Ia mengingatkan, dalam menyusun desain interior dalam sebuah bangunan tidak cukup hanya memecahkan masalah, namun harus mampu mewujudkan keserasian dan kenyamanan secara menyeluruh.
Hal itu selain mempertimbangkan berbagai aspek harus mampu memecahkan berbagai masalah dengan menekankan pada estetika dalam menciptakan keindahan, dan elemen-elemen dasar yang mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan.
Semua itu pada akhirnya akan mampu meningkatkan produktivitas pemakainya, asal semua penerapan tersebut melalui tahapan-tahapan yang ada pada sistem perencanaan mulai dari kajian ergonomi hingga proses akhir yang dihasilkan.
Dengan diterapkannya ergonomi sejak awal perencanaan pada konsep, estetika dan teknis akan mampu mewujudkan desain interior yang dapat meningkatkan produktivita setinggi-tingginya bagi pengguna, tutur Prof Artayasa.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011