Denpasar (Antaranews Bali) - Pertumbuhan ekonomi Bali selama triwulan I-2018 mencapai 5,68 persen, lebih besar 0,62 persen dibanding dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional pada triwulan yang sama tercatat sebesar 5,06 persen.
"Namun pertumbuhan ekonomi Bali tersebut dibandingkan dengan triwulan I-2017 (y-on-y) melambat, karena pertumbuhan sebelumnya mencapai 6,24 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,29 persen. Pada sisi pengeluaran Indeks Perkembangan Pengeluaran Konsumsi (LNPRT) dan pertumbuhan modal tetap bruto (PMTB) merupakan komponen dengan pertumbuhan yang tinggi masing-masing sebesar 12,18 persen dan 6,98 persen.
Namun pertumbuhan ekonomi Bali tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh sebesar 0,09 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pertambangan dan penggalian sebesar 6,79 persen.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh ekspor dan perubahan invbentori dengan pertumbuhan masing-masing 7,62 persen dan 2,26 persen.
Adi Nugroho menambahkan, struktur ekonomi Bali pada triwulan I-2018 masih didominasi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum dengan distribusi sebesar 23,26 persen, menyusul lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,28 persen.
Sementara distribusi terbesar pada triwulan I-2018 dan sisi komponen pengeluaran yakni komponen ekspor (57,53 persen), diikuti konsumsi rumah tangga 46,37 persen. Sedangkan kontribusi dari komponen impor sebagai komponen pengurang tercatat sebesar 44,87 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, total perekonomian Bali pada triwulan I-2018 yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp56,33 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp36,92 triliun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Namun pertumbuhan ekonomi Bali tersebut dibandingkan dengan triwulan I-2017 (y-on-y) melambat, karena pertumbuhan sebelumnya mencapai 6,24 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,29 persen. Pada sisi pengeluaran Indeks Perkembangan Pengeluaran Konsumsi (LNPRT) dan pertumbuhan modal tetap bruto (PMTB) merupakan komponen dengan pertumbuhan yang tinggi masing-masing sebesar 12,18 persen dan 6,98 persen.
Namun pertumbuhan ekonomi Bali tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh sebesar 0,09 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pertambangan dan penggalian sebesar 6,79 persen.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh ekspor dan perubahan invbentori dengan pertumbuhan masing-masing 7,62 persen dan 2,26 persen.
Adi Nugroho menambahkan, struktur ekonomi Bali pada triwulan I-2018 masih didominasi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum dengan distribusi sebesar 23,26 persen, menyusul lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,28 persen.
Sementara distribusi terbesar pada triwulan I-2018 dan sisi komponen pengeluaran yakni komponen ekspor (57,53 persen), diikuti konsumsi rumah tangga 46,37 persen. Sedangkan kontribusi dari komponen impor sebagai komponen pengurang tercatat sebesar 44,87 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, total perekonomian Bali pada triwulan I-2018 yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp56,33 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp36,92 triliun. (WDY)
Editor : I Nyoman Aditya T I
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018