Shanghai (Antaranews Bali) - Menteri Pariwisata Arief Yahya berpendapat bahwa hajatan politik di Indonesia tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kunjungan wisata ke beberapa daerah.

"Beberapa kali terjadi pilkada, pileg, bahkan pilpres di Indonesia tidak terlalu memengaruhi wisnus dan wisman yang datang. Jadi saya berkesimpulan bahwa aktivitas politik di Indonesia, meskipun sekarang tahun politik, tidak akan terlalu banyak memengaruhi jumlah wisman dan wisnus," katanya di Shanghai, China, Senin.

Oleh sebab itu, dia optimistis target kunjungan 14 juta wisatawan mancanegara, sebanyak tiga juta di antaranya dari China, akan tercapai pada tahun ini.

Pada 2017, jumlah kunjungan wisman asal China mencapai angka 2,2 juta atau tumbuh 42 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun ini kami proyeksikan tumbuh 40 persen sehingga bisa mencapai angka tiga juta. Namun ini tidak mudah," ujar Menpar yang kedatangannya ke kota terbesar secara ekonomi di daratan Tiongkok itu untuk meninjau Indonesia Week yang digelar KJRI Shanghai.

Pada 2017 kontribusi China terhadap kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 15 persen. Pada tahun ini, dia menargetkan 20 persen.

"Untuk meraih 20 persen itu seharusnya tidak terlalu susah karena 'outbond' (kunjungan wisata ke luar negeri) dari China itu sepengetahuan saya 120 juta, tapi klaim dari sini 138 juta. Kalau kita targetkan 4 juta saja, itu berarti kurang dari 3 persen sebenarnya," ujarnya.

Salah satu upaya untuk meraih jumlah kunjungan wisman dari China, Kemenpar juga mempromosikan pariwisata terkait dengan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang pada bulan Agustus mendatang.

Selama penyelenggaraan Asian Games, akan dijual 75 paket khusus di tujuh objek wisata, namun yang terbanyak di Jakarta dan Palembang.

"Lima lainnya di Jabar, Banten, dan Sumsel. Bali tentu kita jual juga sebagai daya tarik khusus," ujar Arief menambahkan. (adt/T013)

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018