Singaraja (Antaranews Bali) - Warga Desa Mayong, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, mempertahankan persawahan dan perkebunan untuk ketahanan pangan sekaligus daya tarik wisata, mengingat wisatawan luar negeri sudah mengenal desa itu sebagai desa agraris yang unik di Bali utara.

"Wisatawan selama ini mengenal objek wisata pertanian dengan terasering persawahan di Tabanan, Badung atau Gianyar. Kini sudah banyak pelancong yang tahu bahwa di wilayah Bali utara juga terdapat objek wisata serupa yang tidak kalah menarik," kata Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Desa Mayong Putu Orbawan, Senin.

Ia mengatakan, Subak Poh Asem di Desa Mayong tahun 2010 lalu sempat maju dalam lomba perkumpulan petani pemakai air tingkat nasional setelah keluar sebagai juara I lomba subak se-Provinsi Bali.

Di tingkat nasional subak Poh Asem meraih posisi lima besar karena Subak Poh Asem didukung kelembagaan yang terorganisasi, pemeliharaan sistem irigasi serta sistem pembiayaan dalam mengelola tata guna air.

"Ini prestasi yang membanggakan sehingga petani tetap setia memelihara wilayah pertanian untuk ketahanan pangan di desa," katanya.

Putu Orbawan menambahkan, wisatawan senang berkunjung ke Desa Mayong karena alam yang berbukit dan liku-liku persawahan yang indah. Wisatawan yang datang biasanya tracking masuk ke wilayah perkebunan, melewati pematang, turun ke parit dan jurang, lalu naik perbukitan.

"Wisatawan yang biasa berkunjung ke Mayong kebanyakan dari Eropa seperti Belanda, Prancis dan Jerman," ujar Putu Orbawan.

Jumlah wisatawan ke Desa Mayong memang tidak terlalu banyak, tapi setiap hari ada kunjungan. Pada musim ramai, sekitar Juni hingga September, jumlah kunjungan hanya 50 hingga 100 orang perbulan. Namun wisatawan kelihatan puas, karena di desa ini mereka mendapatkan berbagai hal yang jarang didapat di daerah lain. (adt/I006)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018