Negara, (Antaranews Bali) - Satpol PP Kabupaten Jembrana, Bali membubarkan konvoi kelulusan murid SMA sederajat, karena dikhawatirkan menganggu ketertiban umum.
Pantauan yang dilakukan Kamis, Satpol PP melakukan patroli di sekitar kantor bupati serta Kota Negara dan langsung membubarkan saat ada pelajar bergerombol merayakan kelulusan.
"Selain ketertiban umum, kami khawatir aksi corat coret yang dilakukan mereka juga menyasar fasilitas publik. Jadi kami pantau aktivitas murid yang lulus ini," kata Kepala Seksi Penegakan Peraturan Daerah, Satpol PP Jembrana I Made Tarma.
Agar pelajar yang lulus tidak melakukan aksi corat coret, Satpol PP juga menyita cat semprot maupun spidol yang mereka bawa.
Meskipun fasilitas publik bisa dijaga, namun masih banyak pelajar yang melakukan corat coret pada baju yang mereka pakai.
"Prioritas kami fasilitas publik apalagi kantor pemerintahan terhindar dari coretan mereka. Untuk kebiasaan coretan pada baju saat lulus memang sulit dicegah," kata Tarma.
Selain Satpol PP, polisi juga melakukan tindakan terhadap pelajar yang konvoi dengan melanggar ketentuan seperti tidak memakai helm atau surat kendaraannya tidak lengkap.
Uniknya, dalam penertiban yang dilakukan Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Jembrana ini menemukan beberapa orang yang sudah tidak berstatus pelajar, tapi ikut aksi corat coret dan konvoi.
Bahkan, ada juga remaja yang menggunakan seragam SMA, namun setelah ditanya polisi mengaku baru kelas II MTs, dan ia hanya ikut-ikutan saja.
"Untuk mengamankan kelulusan termasuk mengawasi kegiatan pelajar saat merayakannya, kami menurunkan 141 personil di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana," kata Kepala Bagian Operasional Polres Jembrana Komisaris M.Didik Wiratmoko.
Meskipun banyak pelajar yang merayakan kelulusan dengan hura-hura dan konvoi, masih ada pelajar Jembrana yang merayakan kelulusan dengan aksi simpati.
Dua orang pelajar SMA Negeri 2 Negara I Kadek Cahyana Adiatmika dan I Made Agus Supriadi merayakan kelulusan mereka dengan membagikan nasi bungkus gratis kepada sopir truk dan pengendara sepeda motor. (GBI/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Pantauan yang dilakukan Kamis, Satpol PP melakukan patroli di sekitar kantor bupati serta Kota Negara dan langsung membubarkan saat ada pelajar bergerombol merayakan kelulusan.
"Selain ketertiban umum, kami khawatir aksi corat coret yang dilakukan mereka juga menyasar fasilitas publik. Jadi kami pantau aktivitas murid yang lulus ini," kata Kepala Seksi Penegakan Peraturan Daerah, Satpol PP Jembrana I Made Tarma.
Agar pelajar yang lulus tidak melakukan aksi corat coret, Satpol PP juga menyita cat semprot maupun spidol yang mereka bawa.
Meskipun fasilitas publik bisa dijaga, namun masih banyak pelajar yang melakukan corat coret pada baju yang mereka pakai.
"Prioritas kami fasilitas publik apalagi kantor pemerintahan terhindar dari coretan mereka. Untuk kebiasaan coretan pada baju saat lulus memang sulit dicegah," kata Tarma.
Selain Satpol PP, polisi juga melakukan tindakan terhadap pelajar yang konvoi dengan melanggar ketentuan seperti tidak memakai helm atau surat kendaraannya tidak lengkap.
Uniknya, dalam penertiban yang dilakukan Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Jembrana ini menemukan beberapa orang yang sudah tidak berstatus pelajar, tapi ikut aksi corat coret dan konvoi.
Bahkan, ada juga remaja yang menggunakan seragam SMA, namun setelah ditanya polisi mengaku baru kelas II MTs, dan ia hanya ikut-ikutan saja.
"Untuk mengamankan kelulusan termasuk mengawasi kegiatan pelajar saat merayakannya, kami menurunkan 141 personil di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana," kata Kepala Bagian Operasional Polres Jembrana Komisaris M.Didik Wiratmoko.
Meskipun banyak pelajar yang merayakan kelulusan dengan hura-hura dan konvoi, masih ada pelajar Jembrana yang merayakan kelulusan dengan aksi simpati.
Dua orang pelajar SMA Negeri 2 Negara I Kadek Cahyana Adiatmika dan I Made Agus Supriadi merayakan kelulusan mereka dengan membagikan nasi bungkus gratis kepada sopir truk dan pengendara sepeda motor. (GBI/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018