Denpasar (Antaranews Bali) - Sedikitnya delapan tim ikut serta dalam ajang melukis mural pada kegiatan "Jimbafest 2018" di kawasan Jimbaran Hijau, Kabupaten Badung, Bali.
Peserta lomba berupaya menorehkan cat berbagai warna di tembok yang membentang di kawasan Jimbaran dengan mengangkat tema "Lingkungan Hijau".
Ketua Panitia "Jimbafest 2018" Wayan Sukamta di Jimbaran, Kabupaten Badung, Sabtu, mengatakan kegiatan tersebut serangkaian kegiatan festival tahunan yang diselenggarakan Yayasan Jimbaran Hijau.
"Berbagai kegiatan lomba diselenggarakan, mulai dari lomba penjor, merangkai gebogan bunga, lomba berbahasa Inggris, drama modern, hingga melukis dinding tembok atau mural," ujarnya.
Ia mengatakan kegiatan "Jimbafest" yang ketiga tersebut selalu menampilkan yang terbaru dan inovatif. Karena ajang itu ingin mengangkat potensi yang ada di Kecamatan Kuta Selatan, yang lebih mengkhusus di wilayah Jimbaran.
"Kegiatan tahunan tersebut tujuan utamanya adalah mengangkat potensi yang ada di kawasan Kuta Selatan. Karena beragam potensi selama ini belum sepenuhnya mampu ditampilkan, antara lain talenta yang dimiliki anak-anak Jimbaran, termasuk juga seni budaya dan kuliner," ucapnya.
Sukamta lebih lanjut mengatakan seni melukis mural tersebut, baru pertama digelar. Dan ajang melukis itu pada kegiatan ke depannya akan lebih ditingkatkan, termasuk juga pesertanya.
"Untuk seni melukis mural baru pertama kami lombakan, untuk itu ke depannya kami akan lagi melombakan dan pesertnya juga kami akan tingkatkan," ujarnya.
Arya Pertama, seorang peserta mengatakan pihaknya baru pertama kali ikut seni melukis ditembok dinding. Namun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan seni lukis di kanvas. Alur goresan tangan juga sama.
"Namun yang membedakan adalah jenis cat. Kalau di kanvas bisanya menggunakan cat air atau akrilik. Namun ditembok dinding menggunakan cat tembok atau pun cat kayu. Termasuk juga bentuknya, yakni melukis mural akan lebih besar dibanding dengan di kanvas," tuturnya.
Arya mengaku bersama timnya berusaha melukis secara cepat dan tepat waktu yang telah ditentukan panitia. Termasuk juga harus mengikuti tema yang disodorkan oleh panitia kegiatan tersebut.
"Kami bersama tim secara cermat dalam tema yang telah ditentukan untuk dituangkan dalam sebuah lukisan mural. Termasuk juga kombinasi warna yang ditorehkan pada lukisan itu. Kami senang bisa mengikuti melukis mural ini," katanya. (WDY)
Video oleh I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Peserta lomba berupaya menorehkan cat berbagai warna di tembok yang membentang di kawasan Jimbaran dengan mengangkat tema "Lingkungan Hijau".
Ketua Panitia "Jimbafest 2018" Wayan Sukamta di Jimbaran, Kabupaten Badung, Sabtu, mengatakan kegiatan tersebut serangkaian kegiatan festival tahunan yang diselenggarakan Yayasan Jimbaran Hijau.
"Berbagai kegiatan lomba diselenggarakan, mulai dari lomba penjor, merangkai gebogan bunga, lomba berbahasa Inggris, drama modern, hingga melukis dinding tembok atau mural," ujarnya.
Ia mengatakan kegiatan "Jimbafest" yang ketiga tersebut selalu menampilkan yang terbaru dan inovatif. Karena ajang itu ingin mengangkat potensi yang ada di Kecamatan Kuta Selatan, yang lebih mengkhusus di wilayah Jimbaran.
"Kegiatan tahunan tersebut tujuan utamanya adalah mengangkat potensi yang ada di kawasan Kuta Selatan. Karena beragam potensi selama ini belum sepenuhnya mampu ditampilkan, antara lain talenta yang dimiliki anak-anak Jimbaran, termasuk juga seni budaya dan kuliner," ucapnya.
Sukamta lebih lanjut mengatakan seni melukis mural tersebut, baru pertama digelar. Dan ajang melukis itu pada kegiatan ke depannya akan lebih ditingkatkan, termasuk juga pesertanya.
"Untuk seni melukis mural baru pertama kami lombakan, untuk itu ke depannya kami akan lagi melombakan dan pesertnya juga kami akan tingkatkan," ujarnya.
Arya Pertama, seorang peserta mengatakan pihaknya baru pertama kali ikut seni melukis ditembok dinding. Namun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan seni lukis di kanvas. Alur goresan tangan juga sama.
"Namun yang membedakan adalah jenis cat. Kalau di kanvas bisanya menggunakan cat air atau akrilik. Namun ditembok dinding menggunakan cat tembok atau pun cat kayu. Termasuk juga bentuknya, yakni melukis mural akan lebih besar dibanding dengan di kanvas," tuturnya.
Arya mengaku bersama timnya berusaha melukis secara cepat dan tepat waktu yang telah ditentukan panitia. Termasuk juga harus mengikuti tema yang disodorkan oleh panitia kegiatan tersebut.
"Kami bersama tim secara cermat dalam tema yang telah ditentukan untuk dituangkan dalam sebuah lukisan mural. Termasuk juga kombinasi warna yang ditorehkan pada lukisan itu. Kami senang bisa mengikuti melukis mural ini," katanya. (WDY)
Video oleh I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018