Denpasar (Antaranews Bali) - Ekspor barang-barang rajutan dari Bali mampu menghasilkan devisa sebesar 2,005 juta dolar AS selama bulan Februari 2018, atau naik 766.389 dolar AS atau 61,83 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2018 sebesar 1,239 juta dolar AS.

"Perolehan devisa tersebut dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga meningkat sebesar 498.248 dolar AS atau 33,05 persen, karena Februari 2017 menghasilkan pengapalan barang-barang rajutan itu sebesar 1,507 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, pengapalan barang-barang rajutan itu mampu memberikan andil sebesar 4,43 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 45,260 juta dolar AS selama bulan Februari 2018, merosot 4,44 juta dolar dari bulan sebelumnya yang tercatat 49,701 juta dolar AS.

Namun, nilai total ekspor Bali tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya meningkat 110.657 dolar AS atau 0,25 persen, karena total ekspor Bali pada Februari 2017 itu tercatat 45,150 juta dolar AS.

Adi Nugroho menambahkan, barang-barang rajutan hasil usaha industri rumah tangga di Bali paling banyak diserap pasaran Singapura yakni 28,95 persen, menyusul Amerika Serikat 19,55 persen, Hong Kong 9,49 persen, dan Spanyol 5,95 persen.

Selain itu juga diserap pasaran Australia 4,97 persen, Jepang 3,66 persen, China 1,65 persen, Prancis 0,67 persen, Italia 1,66 persen, Jerman 1,54 persen, dan sisanya sebesar 21,91 persen terserap ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Adi Nugroho menjelaskan, Bali pada bulan Februari 2018 juga mengekspor pakaian jadi bukan rajutan sebesar 7,48 juta dolar AS, atau naik 1,29 juta dolar AS atau 20,83 persen dibanding bulan sebelumnya (Januari 2018) yang tercatat 6,19 juta dolar AS.

Namun dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 193.436 dolar AS atau 2,65 persen, karena Februari 2017 pengiriman busana ke luar negeri itu hanya menghasilkan 7,29 juta dolar AS.

Pengiriman berbagai jenis busana yang dibuat secara manual dalam usaha industri kecil skala rumah tangga itu mampu memberikan kontribusi 16,55 persen dari total nilai ekspor Bali.

Aneka jenis busana dengan rancang bangun (desain) yang unik dan menarik itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni mencapai 23,51 persen, menyusul Perancis 13,04 persen, Singapura 10,24 persen, dan Spanyol 7,06 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Australia 7,83 persen, Hong Kong 6,87 persen, Italia 3,46 persen, Jerman 3,54 persen, Jepang 1,80 persen dan China 0,39 persen. Sementara 22,26 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya, karena pakaian jadi bukan rajutan yang dikombinasikan dengan manik-manik sangat diminati konsumen mancanegara dengan harga yang terjangkau.

"Pakaian Bali yang juga sangat disenangi wisatawan mancanegara saat menikmati liburan di Pulau Dewata itu juga dilengkapi dengan hiasan bordiran hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin setempat," ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018