Tabanan (Antaranews Bali) - Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti menggarap tari kreasi baru bertajuk Tari Rejang Ratu Segara melibatkan 3.600 penari akan ditampilkan di pelataran Pura Luhur Tanah Lot, Beraban, Kecamatan Kediri, bulan Juli mendatang.

"Karya tari itu sebagai persembahan kesenian yang penuh rasa, estetika dan keindahan kehadapan "Betara-Betari" (Ratu Segara) yang berstana di Pura dan Pantai Tanah Lot," kata Bupati Eka, Selasa.

Menggarap tari kreasi baru itu, Bupati dibantu dua orang koreografer handal, putra daerah setempat, yakni I Wayan Juana Adi Saputra (Dadong Rerod) dan I Wayan Muder.

Tari ciptaan baru itu diharapkan bisa tampil massal melibatkan ribuan penari secara agung, sakral dan kejawen, sehingga selaras dengan kondisi alam aura dan Pantai Tanah Lot yang memang bersifat sakral dan penuh dengan aura mistis.

Bupati Eka Wiryastuti seusai memberikan pengarahan kepada tim menjelaskan, semua mulai dipersiapan dengan baik, mulai dari instrumen musik pengirim (gambelan), busana (pakaian), irama dan gerak tari.

Latihan perdana Tari Rejang Ratu Segara dilaksanakan di aula rumah Bupati Eka, di Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti.

Setelah menyimak penampilan para penari dan penabuh, Bupati Eka mengkritisi tarian dan tabuh ada beberapa yang perlu dikoreksi, yakni gerakan penarinya kurang pas dan tidak mencerminkan keagungan dan kesakralan dari tari tersebut.

Demikian pula alunan musik, tabuh pengirim tidak sesuai dengan yang ada dalam imajinasinya. Gerakannya begitu lembut dan terlalu cepat, begitu juga dengan musik pengiring, terlalu banyak seruling. Hanya suara seruling yang terengar, sehingga menutupi irama gambelan yang lain. Saya mau kurangi sulingnya, dan perlambat gerakan tari, serta masukan unsur kejawen agar tariannya lebih terlihat agung dan sakral, harap Bupati Eka.

Ia juga minta agar penciptaan semua gerak tari agar tidak melenceng dari ciri khas tari Rejang. Bila memungkinkan dipadukan dengan berbagai gerakan tari rejang yang ada.

"Gerak tari, gambelan, bahkan sinden ataupun efek yang akan ditampilkan nantinya harus didasari dengan penuh rasa. Kalau sudah pakai rasa, otomatis persembahan kita kehadapan Ratu Segara sebagai wujud pengabdian kita kepada beliau bisa berimbas menjadi sebuah prestasi," ujar Bupati Eka.

Hal itu penting, karena sebuah prestasi bukan saja lahir dari kepintaran akademik semata maupun olahraga, namun mempersembahkan kesenian yang agung dan sakralpun merupakan sebuah prestasi.

Sementara itu, seniman I Wayan Juana Adi Saputra atau Dadong Rerod menuturkan gagasan tarian tersebut merupakan ide dari Bupati Eka. Melihat dari kepopuleran Tari Rejang Renteng saat ini, dan maskot Tabanan tari Bungan Sandat serasi.

"Kami berdua merupakan pelaksana gagasan tersebut, dan inilah tugas kami sebagai pelaku seni," ujarnya.

Bupati Eka ingin memadukan Tari Bungan Sandat Serasi dengan Tari Rejang Renteng, dan jadilah Rejang Sandat Ratu Segara. Dan setelah didiskusikan lagi, untuk lebih sakralnya maka diambil Tari Rejang Ratu Segara.

Ia menuturkan sebagai penggarap tari harus membuat menu yang enak untuk orang yang mau menikmatinya. Dan dituntut harus bisa menampilkan suasana agung dan sakral, tanpa menghilangkan rasa dan estetika tarian tersebut,

"Apa yang diinginkan oleh Ibu Bupati dalam tarian agar bisa diuraikan menjadi suatu kesenian kontemporer yang memiliki keagungan dan kesakralan dimata para penikmat tarian tersebut," ujar I Wayan Juana Adi Saputra.

Suatu kesenian yang kontemporer dipadukan dengan unsur kejawen, sehingga sangat agung dan sakra. Untuk itu dipadukan dengan beberapa tari Rejang, semisal Tari Rejang Dewa, Rejang Dedari, Rejang Renteng, serta dimasukkan sedikit ornamen kejawen tanpa mengurangi ciri khas Tari Rejang.

"Sebagai seorang koreografer, penerus ide dan gagasan dari Bupati Eka berharap agar tarian ini bisa maksimal sesuai dengan harapan, sehingga bisa ditampilkan secara maksimal pada bulan Juli mendatang di Pelataran Pura Tanah Lot," ujar I Wayan Juana Adi Saputra.(WDY)

Pewarta: Pande Yudha

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018