Denpasar (Antaranews Bali) - Wakil Bupati Karangasem, Bali, I Wayan Artha Dipa menyebutkan pertumbuhan ekonomi di daerah setempat pada triwulan pertama tahun ini mulai bangkit mencapai 5,6 persen setelah sempat melesu karena terdampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung.

"Pertumbuhan ekonomi daerah kami sudah cukup membaik walau masih berada dalam posisi yang belum menggembirakan," katanya usai menghadiri rapat perkembangan inflasi dan evaluasi menjelang pertemuan IMF dan Bank Dunia di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, pada akhir tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Karangasem mencapai 5,2 persen atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya mencapai sekitar 5,7 persen.

Sedangkan untuk pencapaian triwulan tahun ini, lanjut dia, memang masih jauh dari standar Provinsi Bali mencapai 5,9 hingga 6,2 persen.

Dia menambahkan untuk mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat setempat, pihaknya tengah melakukan pembenahan infrastruktur karena ada beberapa jalan desa yang terputus akibat terdampak erupsi Gunung Agung.

Tiga desa yang infrastruktur jalan terputus yakni di Desa Sebun, Bukit Galah dan Mukus sehingga menyebabkan warga desa setempat masih mengungsi di desa tetangga.

Di sisi lain, kata dia, pihaknya telah melakukan survei yang menyebutkan abu vulkanik gunung api setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu memberikan kesuburan bagi lahan pertanian masyarakat Karangasem.

Sehingga kondisi tanah yang subur itu diharapkan memberikan peluang bagi petani meningkatkan produktivitas pertanian.

Sementara itu Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Bali Causa Iman Karana dalam kesempatan yang sama mengakui bahwa ekonomi di Karangasem saat ini mulai bergerak naik.

Hal itu, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu diindikasikan adanya deflasi atau penurunan harga pasir.

"Saat erupsi Gunung Agung harga pasir tinggi sekarang sudah mulai turun," katanya.

Pasir, kata dia, merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar di daerah tersebut karena kaki gunung api itu menghasilkan pasir berkualitas baik.

Dengan kondisi itu, lanjut Causa, ada indikasi bahwa kegiatan ekonomi di kabupaten dengan sebutan Bumi Lahar itu sudah mulai normal. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018