Negara (Antaranews Bali) - Minat pelajar Kabupaten Jembrana, Bali, membaca sloka atau sastra Agama Hindu, masih rendah, sehingga perlu dimasukkan ke pelajaran ekstrakurikuler sekolah.
"Minat baca terhadap sloka yang masih sangat kecil di kalangan pelajar, bisa diatasi dengan memasukkan hal tersebut sebagai salah satu pelajaran ekstrakurikuler di sekolah," kata Bupati Jembrana I Putu Artha saat menerima Widya Sabha, sebuah lembaga untuk pembinaan seni sastra bali dan sastra keagamaan, di Negara, Selasa.
Ia mengatakan, selama ini pembelajaran membaca sloka di kalangan pelajar masih dilakukan secara mandiri, sehingga harus diakomodasi lembaga pendidikan agar kemampuan di bidang ini tidak punah.
Menurutnya, dengan pembinaan dari sekolah dalam wujud pelajaran ekstrakurikuler, akan semakin banyak pelajar yang berminat belajar membaca sloka.
Selain sloka, ia mengatakan, ketrampilan mejejaitan (membuat sarana persembahyangan), saat ini juga semakin langka khususnya di kalangan generasi muda.
"Generasi sekarang lebih banyak membeli untuk kebutuhan sarana persembahyangan. Hal ini tidak bisa dibiarkan, agar terus ada generasi yang mampu menguasai ketrampilan mejejaitan, dan sekolah memiliki peran penting dalam hal ini," katanya.
Selain pesraman kilat, menurutnya, perlu sering diadakan lomba mejejaitan untuk memotivasi kalangan pelajar.
Komang Arsana menghadap Bupati Artha untuk melaporkan keberhasilan Ni Putu Oci Tirtasari siswi SMP Negeri 1 Negara dan Ni Putu Ayu Eka Putri siswi SD Negeri 3 Dauhawaru, yang berhasil menjadi juara nasional membaca sloka.
Ia mengatakan, setelah berhasil menjadi juara dalam Utsawa Dharma Gita Nasional di Palembang, dalam waktu dekat dua siswi itu akan tampil saat Dharma Santi Nyepi di Markas Besar TNI.
Terkait keberhasilan dua siswi ini, selain memberikan apresiasi yang positif, Artha berharap sekolah-sekolah lain juga bisa memiliki murid seperti dua siswi tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Minat baca terhadap sloka yang masih sangat kecil di kalangan pelajar, bisa diatasi dengan memasukkan hal tersebut sebagai salah satu pelajaran ekstrakurikuler di sekolah," kata Bupati Jembrana I Putu Artha saat menerima Widya Sabha, sebuah lembaga untuk pembinaan seni sastra bali dan sastra keagamaan, di Negara, Selasa.
Ia mengatakan, selama ini pembelajaran membaca sloka di kalangan pelajar masih dilakukan secara mandiri, sehingga harus diakomodasi lembaga pendidikan agar kemampuan di bidang ini tidak punah.
Menurutnya, dengan pembinaan dari sekolah dalam wujud pelajaran ekstrakurikuler, akan semakin banyak pelajar yang berminat belajar membaca sloka.
Selain sloka, ia mengatakan, ketrampilan mejejaitan (membuat sarana persembahyangan), saat ini juga semakin langka khususnya di kalangan generasi muda.
"Generasi sekarang lebih banyak membeli untuk kebutuhan sarana persembahyangan. Hal ini tidak bisa dibiarkan, agar terus ada generasi yang mampu menguasai ketrampilan mejejaitan, dan sekolah memiliki peran penting dalam hal ini," katanya.
Selain pesraman kilat, menurutnya, perlu sering diadakan lomba mejejaitan untuk memotivasi kalangan pelajar.
Komang Arsana menghadap Bupati Artha untuk melaporkan keberhasilan Ni Putu Oci Tirtasari siswi SMP Negeri 1 Negara dan Ni Putu Ayu Eka Putri siswi SD Negeri 3 Dauhawaru, yang berhasil menjadi juara nasional membaca sloka.
Ia mengatakan, setelah berhasil menjadi juara dalam Utsawa Dharma Gita Nasional di Palembang, dalam waktu dekat dua siswi itu akan tampil saat Dharma Santi Nyepi di Markas Besar TNI.
Terkait keberhasilan dua siswi ini, selain memberikan apresiasi yang positif, Artha berharap sekolah-sekolah lain juga bisa memiliki murid seperti dua siswi tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018