Denpasar, 27/7 (ANTARA) - Program Biogas Rumah (Biru) bersama-sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyelenggarakan workshop koordinasi sebagai upaya pencapaian kemandirian energi di Provinsi Bali, Kamis (28/7).
"Dalam workshop di Sanur nanti akan disampaikan bagaimana kemajuan program serta tantangan yang dihadapi selama proses implementasinya," ujar Koordinator Biru Provinsi Bali dan Lombok I Gede Suarja, Rabu.
Dalam workshop yang dilaksanakan Kamis (28/7) tersebut rencananya dihadiri oleh dinas pemerintahan terkait dari pusat, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, sejumlah lembaga penyedia kredit dan pihak swasta.
Suarja menjelaskan, program Biru merupakan program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, yang sejak Mei 2009 lalu program Biru diimplementasikan oleh Hivos.
"Hivos sendiri adalah sebuah lembaga kemanusiaan untuk kerja sama pembangunan yang berbasis di Belanda, dan bermitra dengan Kementerian ESDM Republik Indonesa melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJEBTKE)," jelasnya.
Menurut Suarja, dalam program Biru, Hivos memberikan subsidi senilai Rp2 juta per reaktor yang berupa peralatan, bukan berupa uang tunai.
Dijelaskannya, dalam pelaksanaan programnya, Biru bekerja sama dengan sejumlah organisasi lokal seperti LSM, koperasi, maupun pihak swasta lainnya yang berperan sebagai mitra pembangun.
"Di Bali, program ini menggandeng lima mitra pembangun yaitu Yayasan BOA, Yayasan Manikaya Kauci, Yayasa IDEP, Yayasan Sunari, dan CV Mitra Usaha Mandiri," kata Suarja.
"Biru juga sedang menjajagi kemitraan dengan lembaga keuangan mikro untuk penyediaan kredit berbunga rendah bagi masyarakat calon pengguna Biru," tukasnya.
Suarja menjelaskan, hingga Juni 2011, program Biru telah membangun 3.143 unit reaktor biogas rumah yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan Sulawesi Selatan.
"Di Bali sendiri, terdapat 96 unit reaktor biogas rumah tangga di tujuh kabupaten yaitu Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Klungkung. Program ini menargetkan untuk membangun 8.000 unit reaktor pada akhir tahun 2012," paparnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Dalam workshop di Sanur nanti akan disampaikan bagaimana kemajuan program serta tantangan yang dihadapi selama proses implementasinya," ujar Koordinator Biru Provinsi Bali dan Lombok I Gede Suarja, Rabu.
Dalam workshop yang dilaksanakan Kamis (28/7) tersebut rencananya dihadiri oleh dinas pemerintahan terkait dari pusat, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, sejumlah lembaga penyedia kredit dan pihak swasta.
Suarja menjelaskan, program Biru merupakan program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, yang sejak Mei 2009 lalu program Biru diimplementasikan oleh Hivos.
"Hivos sendiri adalah sebuah lembaga kemanusiaan untuk kerja sama pembangunan yang berbasis di Belanda, dan bermitra dengan Kementerian ESDM Republik Indonesa melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJEBTKE)," jelasnya.
Menurut Suarja, dalam program Biru, Hivos memberikan subsidi senilai Rp2 juta per reaktor yang berupa peralatan, bukan berupa uang tunai.
Dijelaskannya, dalam pelaksanaan programnya, Biru bekerja sama dengan sejumlah organisasi lokal seperti LSM, koperasi, maupun pihak swasta lainnya yang berperan sebagai mitra pembangun.
"Di Bali, program ini menggandeng lima mitra pembangun yaitu Yayasan BOA, Yayasan Manikaya Kauci, Yayasa IDEP, Yayasan Sunari, dan CV Mitra Usaha Mandiri," kata Suarja.
"Biru juga sedang menjajagi kemitraan dengan lembaga keuangan mikro untuk penyediaan kredit berbunga rendah bagi masyarakat calon pengguna Biru," tukasnya.
Suarja menjelaskan, hingga Juni 2011, program Biru telah membangun 3.143 unit reaktor biogas rumah yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan Sulawesi Selatan.
"Di Bali sendiri, terdapat 96 unit reaktor biogas rumah tangga di tujuh kabupaten yaitu Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Klungkung. Program ini menargetkan untuk membangun 8.000 unit reaktor pada akhir tahun 2012," paparnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011