Palangka Raya, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Dwiki Dharmawan menilai pemerintah daerah perlu menyusun dan menerbitkan peraturan daerah yang mewajibkan hotel menyuguhkan atau menampilkan musik tradisional setempat.
"Hal itu perlu dilakukan agar musik tradisional semakin dikenal sekaligus menyediakan tempat bagi para musisi tradisional," kata dia, di Palangka Raya, Sabtu.
Menurut dia, keberadaan perda itu bukan sekedar melestarikan dan mengenalkan musik tradisional tapi juga membuka lowongan pekerjaan bahkan menambah pendapatan asli daerah di kemudian hari.
"Kalau ada 20 hotel di satu kota, bisa dibayangkan berapa banyak musisi tradional yang diperlukan. Ini secara otomatis mendorong pemuda di daerah untuk belajar menggunakan alat musik tradisional setempat," tambahnya.
Menurut musisi yang telah tampil di berbagai negara ini, masyarakat di Indonesia ini kurang menyadari bahwa untuk menghancurkan suatu negara juga dapat dilakukan dengan merusak budaya setempat.
Untuk itu, semua pihak harus bergandengan tangan membentengi perusakan budaya Indonesia melalui seni, salah satunya musik. Sebab, musik berperan sebagai edukasi, ketahanan budaya bangsa, dan penggerak ekonomi serta lain.
"Jadi, sering ditampilkannya musik-musik tradisional di hotel-hotel, tentunya akan membuat budaya yang ada di Indonesia tetap terjaga dan terpelihara, bahkan dapat menjadi penggerak ekonomi," kata Dwiki.
Ia mengaku, meminta izin kepada leluhur dan para senior serta pemangku adat untuk ikut serta terlibat aktif mengangkat harkat dan martabat keagungan musik tradisional Indonesia.
Dia mengatakan menjaga harkat dan martabat itu sangat diperlukan agar keagungan musik tradisional ketika ditampilkan di pentas internasional, tidak hanya menjadi pelengkap atau penghias atau estetika dari simbol musik Barat.
"Bukan hanya itu, tapi bagaimana agar musik tradisional, khususnya musik Dayak di Kalimantan Tengah ini dapat memiliki nilai ekonomi," kata dia.
Maestro Piano Indonesia ini bersama Namue`i Ensamble atau Aat tampil serta berkolaborasi dengan musisi tradisional Kalimantan Tengah di Palangka Raya sebagai upaya membuktikan bahwa musik Dayak sangat layak mendunia.
Kehadiran dia di Palangka Raya selain tampil menggunakan alat musik tradisional Dayak berupa kecapi dan gendang serta salung juga mendorong pemuda semakin mencintai sekaligus memahami teknik menyuguhkan musik Dayak berstandar dunia. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Hal itu perlu dilakukan agar musik tradisional semakin dikenal sekaligus menyediakan tempat bagi para musisi tradisional," kata dia, di Palangka Raya, Sabtu.
Menurut dia, keberadaan perda itu bukan sekedar melestarikan dan mengenalkan musik tradisional tapi juga membuka lowongan pekerjaan bahkan menambah pendapatan asli daerah di kemudian hari.
"Kalau ada 20 hotel di satu kota, bisa dibayangkan berapa banyak musisi tradional yang diperlukan. Ini secara otomatis mendorong pemuda di daerah untuk belajar menggunakan alat musik tradisional setempat," tambahnya.
Menurut musisi yang telah tampil di berbagai negara ini, masyarakat di Indonesia ini kurang menyadari bahwa untuk menghancurkan suatu negara juga dapat dilakukan dengan merusak budaya setempat.
Untuk itu, semua pihak harus bergandengan tangan membentengi perusakan budaya Indonesia melalui seni, salah satunya musik. Sebab, musik berperan sebagai edukasi, ketahanan budaya bangsa, dan penggerak ekonomi serta lain.
"Jadi, sering ditampilkannya musik-musik tradisional di hotel-hotel, tentunya akan membuat budaya yang ada di Indonesia tetap terjaga dan terpelihara, bahkan dapat menjadi penggerak ekonomi," kata Dwiki.
Ia mengaku, meminta izin kepada leluhur dan para senior serta pemangku adat untuk ikut serta terlibat aktif mengangkat harkat dan martabat keagungan musik tradisional Indonesia.
Dia mengatakan menjaga harkat dan martabat itu sangat diperlukan agar keagungan musik tradisional ketika ditampilkan di pentas internasional, tidak hanya menjadi pelengkap atau penghias atau estetika dari simbol musik Barat.
"Bukan hanya itu, tapi bagaimana agar musik tradisional, khususnya musik Dayak di Kalimantan Tengah ini dapat memiliki nilai ekonomi," kata dia.
Maestro Piano Indonesia ini bersama Namue`i Ensamble atau Aat tampil serta berkolaborasi dengan musisi tradisional Kalimantan Tengah di Palangka Raya sebagai upaya membuktikan bahwa musik Dayak sangat layak mendunia.
Kehadiran dia di Palangka Raya selain tampil menggunakan alat musik tradisional Dayak berupa kecapi dan gendang serta salung juga mendorong pemuda semakin mencintai sekaligus memahami teknik menyuguhkan musik Dayak berstandar dunia. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018