Denpasar (Antaranews Bali) - Kementerian Pariwisata melibatkan generasi muda untuk mempromosikan destinasi wisata tersembunyi dengan memanfaatkan media sosial sehingga masyarakat luas lebih cepat mengenal daerah yang sebetulnya memiliki potensi menarik kunjungan wisatawan, sekaligus menangkal hoax tentang objek wisata tertentu.

"Kami ajak mereka bergerak mengunggah destinasi yang belum pernah terekspos menjadi dikenal semua," kata Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi Don Kardono setelah menghadiri pengukuhan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) di Denpasar, Rabu.

Menurut Don, generasi muda sekarang merupakan generasi yang dekat dan lumrah dengan teknologi digital termasuk media sosial yang saat ini menjadi salah satu sarana jitu untuk promosi, termasuk promosi pariwisata.

Untuk itu, ia mengharapkan GenPI berperan membantu pemerintah memacu sektor pariwisata khususnya di Bali yang merupakan daerah tujuan wisata dunia.

GenPI, kata dia, merupakan wadah yang beranggotakan bloger, vloger, wartawan, fotografer, pelancong, hingga masyarakat yang memiliki pengaruh besar khususnya di media sosial.

Don menyebutkan saat ini GenPI sudah terbentuk di 22 provinsi di Tanah Air yang diharapkan menjawab tantangan saat ini yakni mengenalkan destinasi wisata tersembunyi.

"Setelah diunggah di media sosial, destinasi tersembunyi itu dipastikan akan mendapat sentuhan pemerintah baik dari sisi promosi maupun aksesibilitas," ucapnya.

Hoax Objek Wisata
Sementara itu Ketua GenPI Bali Putu Suta Wijaya mengatakan pekerjaan utama setelah pengukuhan itu adalah mengeksplorasi daerah tersembunyi yang memiliki daya tarik wisata.

Nantinya, anggota yang tergabung dalam GenPI itu akan membuat objek wisata itu menjadi "viral" di media sosial berbagai kanal di antaranya instagram, facebook, youtube dan media sosial lainnya.

Yang tidak kalah penting, lanjut dia, pihaknya akan memberdayakan sumber daya manusia lokal daerah setempat baik sebagai promoter termasuk membendung informasi bohong atau "hoax" terkait objek wisata yang dikhawatirkan dapat mengganggu keberlangsungan pariwisata di Bali.

"Ketika ada `hoax`, masyarakat lokal bisa dilibatkan untuk memberikan klarifikasi," ucapnya. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018