Denpasar (Antaranews Bali) - Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali mengharapkan Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia dapat terus berkontribusi dalam mencerdaskan umat agar tetap militan.
"Kalau Peradah tidak jelas arahnya, maka Hindu tak akan jelas arahnya. Kalau Peradah sudah jelas arahnya maka kita sebagai orang tua akan tenang. Hindu pun bisa diarahkan dengan baik, tinggal mematangkan saja," kata Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Senin.
Menurut Sudiana, pada usia ke-34, peran Peradah Indonesia sudah tidak diragukan lagi, khususnya di Bali, yang berperan aktif dalam berbagai kegiatan khususnya dalam penguatan kepemudaan Hindu.
"Peran Peradah di Bali sangat besar. Apalagi, keberadaan Hindu di Pulau Dewata kini melebur dengan umat lainnya. Kami berharap, Peradah bisa mengambil posisi dan arah yang jelas," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu RI Prof I Ketut Widnya Ph D mengatakan Peradah telah menjadi mitra kerja dalam pemberdayaan umat Hindu di Indonesia.
Bahkan banyak kegiatan yang dijalankan Peradah yang membantu tugas Ditjen Bimas Hindu di Indonesia, seperti pemberdayaan umat hingga edukasi di pelosok-pelosok.
Ke depan, dia berharap agar Peradah mengambil inisiatif besar dalam pencerahan kepada umat Hindu di Indonesia. Minimnya literasi Hindu menjadi tantangan serius bagi Peradah kedepan dalam membangun SDM Hindu yang militan.
"Perkembangan zaman now harus juga disikapi. Terutama pencerahan kepada umat ditengah perkembangan teknologi," ujar Widnya yang juga Alumni Peradah Indonesia tersebut.
Sebelumnya, Ketua DPP Peradah Indonesia Bali Ida Ayu Made Purnamaningsih mengatakan usia ke-34 Peradah adalah bukti eksistensi pemuda Hindu di Indonesia untuk selalu berkontribusi kepada umat Hindu.
Menurutnya, tantangan pemuda Hindu sangat besar sehingga perlu dukungan kuat dari para alumni, senior, tokoh masyarakat, dan pemerintah.
"Usia 34 jadi momentum para kader Peradah untuk terus mengabdi dan berkarya bagi umat Hindu," ujar Purnamaningsih. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kalau Peradah tidak jelas arahnya, maka Hindu tak akan jelas arahnya. Kalau Peradah sudah jelas arahnya maka kita sebagai orang tua akan tenang. Hindu pun bisa diarahkan dengan baik, tinggal mematangkan saja," kata Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Senin.
Menurut Sudiana, pada usia ke-34, peran Peradah Indonesia sudah tidak diragukan lagi, khususnya di Bali, yang berperan aktif dalam berbagai kegiatan khususnya dalam penguatan kepemudaan Hindu.
"Peran Peradah di Bali sangat besar. Apalagi, keberadaan Hindu di Pulau Dewata kini melebur dengan umat lainnya. Kami berharap, Peradah bisa mengambil posisi dan arah yang jelas," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu RI Prof I Ketut Widnya Ph D mengatakan Peradah telah menjadi mitra kerja dalam pemberdayaan umat Hindu di Indonesia.
Bahkan banyak kegiatan yang dijalankan Peradah yang membantu tugas Ditjen Bimas Hindu di Indonesia, seperti pemberdayaan umat hingga edukasi di pelosok-pelosok.
Ke depan, dia berharap agar Peradah mengambil inisiatif besar dalam pencerahan kepada umat Hindu di Indonesia. Minimnya literasi Hindu menjadi tantangan serius bagi Peradah kedepan dalam membangun SDM Hindu yang militan.
"Perkembangan zaman now harus juga disikapi. Terutama pencerahan kepada umat ditengah perkembangan teknologi," ujar Widnya yang juga Alumni Peradah Indonesia tersebut.
Sebelumnya, Ketua DPP Peradah Indonesia Bali Ida Ayu Made Purnamaningsih mengatakan usia ke-34 Peradah adalah bukti eksistensi pemuda Hindu di Indonesia untuk selalu berkontribusi kepada umat Hindu.
Menurutnya, tantangan pemuda Hindu sangat besar sehingga perlu dukungan kuat dari para alumni, senior, tokoh masyarakat, dan pemerintah.
"Usia 34 jadi momentum para kader Peradah untuk terus mengabdi dan berkarya bagi umat Hindu," ujar Purnamaningsih. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018