Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyetujui penghentian layanan internet selama 24 jam saat Hari Suci Nyepi pada 17 Maret 2018, seperti tertuang dalam seruan bersama majelis keagamaan di Pulau Dewata itu.
"Sekurang-kurangnya orang Bali yang beragama Hindu jangan main internet pada hari Nyepi itu. Cobalah kita mulai dari diri kita," kata Pastika saat berbincang dengan para awak media di Denpasar, Rabu.
Ia kembali mengingatkan bahwa selama ini Bali bisa terkenal di dunia karena keunikannya, bukan karena Bali itu mewah maupun modern. "Bali itu menarik di dunia karena punya taksu atau getaran spiritual yang muncul dari tanah Bali dan perilaku masyarakatnya terutama untuk urusan adat, budaya, dan agama," katanya.
Dalam ajaran Hindu, lanjut dia, maka saat Nyepi diwajibkan melakukan Catur Brata Penyepian yakni tidak bepergian, tidak bekerja, tidak bersenang-senang, dan tidak menyalakan api. "Oleh karena itu, kami minta kesadaran semua yang ada di Bali. Kita mohon kesadarannya untuk juga ikut menghormati itu (Catur Brata Penyepian). Kalau bisa tidak usah beraktivitas satu hari saja kok, 1x24 jam. Kecuali untuk rumah sakit, kalau ada `emergency` (darurat) itupun dibuat terbatas," ujarnya.
Oleh karenanya, Pastika setuju kalau saat Nyepi, umat tidak mengakses internet dan hal tersebut dinilai sebagai sesuatu yang baik dan menjadi kesempatan bagi umat untuk menginstrospeksi diri.
Dalam seruan bersama majelis agama dan keagamaan Provinsi Bali terkait pelaksanaan Hari Nyepi Tahun Caka 1940 tertanggal 15 Februari 2018, pada butir keempat tertulis bahwa provider penyedia jasa seluler diharapkan untuk mematikan data seluler (internet) dari hari Sabtu (17/3) pukul 06.00 Wita sampai dengan Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita
Terkait imbauan untuk tidak menggunakan internet saat Nyepi, lanjut dia, itu kembali kepada kesadaran masing-masing umat karena pada dasarnya beragama itu kesadaran dan tidak dipaksa-paksa. "Saya juga akan simpan gadget 24 jam, saya ingin tahu, besoknya saya masih hidup apa nggak," seloroh Pastika.
Dengan melaksanakan sejumlah pantangan saat Nyepi, kata Pastika, merupakan salah satu upaya umat Hindu untuk turut menyelamatkan planet Bumi dari penggunaan energi yang berlebihan selama ini.
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Sekurang-kurangnya orang Bali yang beragama Hindu jangan main internet pada hari Nyepi itu. Cobalah kita mulai dari diri kita," kata Pastika saat berbincang dengan para awak media di Denpasar, Rabu.
Ia kembali mengingatkan bahwa selama ini Bali bisa terkenal di dunia karena keunikannya, bukan karena Bali itu mewah maupun modern. "Bali itu menarik di dunia karena punya taksu atau getaran spiritual yang muncul dari tanah Bali dan perilaku masyarakatnya terutama untuk urusan adat, budaya, dan agama," katanya.
Dalam ajaran Hindu, lanjut dia, maka saat Nyepi diwajibkan melakukan Catur Brata Penyepian yakni tidak bepergian, tidak bekerja, tidak bersenang-senang, dan tidak menyalakan api. "Oleh karena itu, kami minta kesadaran semua yang ada di Bali. Kita mohon kesadarannya untuk juga ikut menghormati itu (Catur Brata Penyepian). Kalau bisa tidak usah beraktivitas satu hari saja kok, 1x24 jam. Kecuali untuk rumah sakit, kalau ada `emergency` (darurat) itupun dibuat terbatas," ujarnya.
Oleh karenanya, Pastika setuju kalau saat Nyepi, umat tidak mengakses internet dan hal tersebut dinilai sebagai sesuatu yang baik dan menjadi kesempatan bagi umat untuk menginstrospeksi diri.
Dalam seruan bersama majelis agama dan keagamaan Provinsi Bali terkait pelaksanaan Hari Nyepi Tahun Caka 1940 tertanggal 15 Februari 2018, pada butir keempat tertulis bahwa provider penyedia jasa seluler diharapkan untuk mematikan data seluler (internet) dari hari Sabtu (17/3) pukul 06.00 Wita sampai dengan Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita
Terkait imbauan untuk tidak menggunakan internet saat Nyepi, lanjut dia, itu kembali kepada kesadaran masing-masing umat karena pada dasarnya beragama itu kesadaran dan tidak dipaksa-paksa. "Saya juga akan simpan gadget 24 jam, saya ingin tahu, besoknya saya masih hidup apa nggak," seloroh Pastika.
Dengan melaksanakan sejumlah pantangan saat Nyepi, kata Pastika, merupakan salah satu upaya umat Hindu untuk turut menyelamatkan planet Bumi dari penggunaan energi yang berlebihan selama ini.
Video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018