Nusa Dua (Antaranews Bali) - Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet mengharapkan adanya penerbangan langsung yang menghubungkan Denpasar, Bali dengan Paris untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dari negara itu ke Indonesia.
"Mungkin Garuda dapat membuka penerbangan langsung karena ini salah satu hambatan utama belum ada penerbangan langsung Paris-Bali atau kota di Indonesia," katanya ketika ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu (25/2).
Menurut diplomat senior itu tidak adanya penerbangan langsung kedua negara menjadi hambatan masuknya turis Prancis lebih banyak ke Indonesia atau Bali.
Selama ini, lanjut dia, wisatawan yang hendak berlibur di Pulau Bali atau ke destinasi lain di Tanah Air harus melalui transit di sejumlah titik di negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Bangkok atau melalui beberapa bandara di kawasan Timur Tengah.
Jean-Charles mengatakan Pulau Bali menjadi salah satu destinasi liburan warga dari negara yang terkenal dengan ikon tata busana kelas dunia itu.
Dubes Prancis itu mengakui Pulau Dewata memiliki pesona yang menarik minat kunjungan turis mancanegara karena seni budaya, keindahan alam serta tradisi yang dijalankan masyarakatnya.
Bahkan, ia pun sudah kerap kali bertandang ke Bali untuk menjalankan tugas sekaligus berwisata.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan dari Prancis di Indonesia sejak 2015 mencapai 208 ribu orang, meningkat pada tahun 2016 untuk angka sementara mencapai sekitar 256 ribu orang.
Sementara itu BPS Provisi Bali mencatat jumlah kunjungan wisman di Bali selama tahun 2017 mencapai hampir 5,7 juta orang, naik 15,6 persen jika dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 4,92 juta orang.
Jumlah wisatawan mancanegara terbanyak yang berkunjung ke Bali berasal dari Tiongkok sekitar 1,3 juta, kemudian disusul Australia (1,09 juta) dan India sebanyak 272 ribu orang.
Sedangkan wisatawan Prancis tahun 2017 sebanyak 177 ribu orang atau meningkat 7,6 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang menjadikan negara itu berada di posisi ketujuh jumlah wisatawan mancanegara berkunjung di Bali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Mungkin Garuda dapat membuka penerbangan langsung karena ini salah satu hambatan utama belum ada penerbangan langsung Paris-Bali atau kota di Indonesia," katanya ketika ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu (25/2).
Menurut diplomat senior itu tidak adanya penerbangan langsung kedua negara menjadi hambatan masuknya turis Prancis lebih banyak ke Indonesia atau Bali.
Selama ini, lanjut dia, wisatawan yang hendak berlibur di Pulau Bali atau ke destinasi lain di Tanah Air harus melalui transit di sejumlah titik di negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Bangkok atau melalui beberapa bandara di kawasan Timur Tengah.
Jean-Charles mengatakan Pulau Bali menjadi salah satu destinasi liburan warga dari negara yang terkenal dengan ikon tata busana kelas dunia itu.
Dubes Prancis itu mengakui Pulau Dewata memiliki pesona yang menarik minat kunjungan turis mancanegara karena seni budaya, keindahan alam serta tradisi yang dijalankan masyarakatnya.
Bahkan, ia pun sudah kerap kali bertandang ke Bali untuk menjalankan tugas sekaligus berwisata.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan dari Prancis di Indonesia sejak 2015 mencapai 208 ribu orang, meningkat pada tahun 2016 untuk angka sementara mencapai sekitar 256 ribu orang.
Sementara itu BPS Provisi Bali mencatat jumlah kunjungan wisman di Bali selama tahun 2017 mencapai hampir 5,7 juta orang, naik 15,6 persen jika dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 4,92 juta orang.
Jumlah wisatawan mancanegara terbanyak yang berkunjung ke Bali berasal dari Tiongkok sekitar 1,3 juta, kemudian disusul Australia (1,09 juta) dan India sebanyak 272 ribu orang.
Sedangkan wisatawan Prancis tahun 2017 sebanyak 177 ribu orang atau meningkat 7,6 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang menjadikan negara itu berada di posisi ketujuh jumlah wisatawan mancanegara berkunjung di Bali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018