Nusa Dua (Antaranews Bali) - Sejumlah duta besar berbagai negara mengunjungi Museum Pasifika di Nusa Dua, Kabupaten Badung serangkaian wisata diplomasi yang digelar pemerintah Indonesia dalam rangka pemulihan pariwisata Pulau Dewata.

"Kami berharap mereka terkesan dan menyampaikan ke negaranya bahwa Bali aman dikunjungi," kata Pendiri Museum Pasifika Philippe Augier di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu.

Dalam kesempatan emas tersebut, Philippe ingin menunjukkan kepada para utusan negara sabahat itu bahwa Bali memiliki daya tarik pariwisata yang berciri khas dengan berlatar budaya, seni dan tradisi.

Ciri khas kehidupan masyarakat Bali tersebut terlukis dalam maha karya para maestro seni lukis kelas dunia.

Seni, budaya dan tradisi Bali itu pun menarik perhatian para duta besar negara sahabat yang memilih mengunjungi museum yang dibuka tahun 2006 itu pada hari terakhir wisata diplomasi tersebut.

Duta besar dan perwakilan negara sabahat yang berkunjung ke museum itu di antaranya Meksiko, Jordania, Korea Utara, Prancis, Pakistan, Serbia, Kuba, Lebanon, Kazakhstan, Slovakia, Maroko dan negara lainnya.

Para duta besar yang mengajak serta istri, keluarga atau pendampingnya itu berkeliling menyusuri museum seluas 1,2 hektare di 11 ruangan yang memamerkan 600 karya seni lukisan dan patung khas Bali dan Indonesia.

Karya seni lainnya menampilkan lukisan dari negara-negara di kawasan Eropa, Asia Pasifik, Indochina hingga Polinesia.

Para pelukis tersebut di antaranya Andrean Jean Le Mayeur, Raden Saleh, Basoeki Abdullah, Walter Spies, Antonio Blanco, Maurice Sterne, Czelaw Mystkowski, Theo Meier, Emilio Ambron, Andre Maire serta sejumlah nama pelukis terkenal lainnya.

Duta Besar Meksiko untuk Indonesia Armando G Alvarez yang baru pertama kali ke Bali mengaku kagum dengan seni, budaya dan tradisi masyarakat Pulau Dewata.

Ia semakin mendalami budaya Bali setelah melihat kehidupan masa lampau yang terlukis dalam maha karya para maestro lukis kelas dunia di Museum Pasifika.

"Kami kemungkinan ingin membangun hubungan antara Museum Pasifika dengan Museum Maya di Semenanjung Yucatan," katanya.

Diplomat senior itu mengaku akan menyampaikan informasi terkait pariwisata Bali kepada warganya karena aman untuk dikunjungi.

Senada dengan Armando, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet mengaku kagum dengan koleksi yang ada di museum tersebut yang dinilainya memiliki daya tarik khas seperti Museum Louvre di Paris.

Dalam kesempatan itu Jean-Charles mengaku pihaknya akan memberikan informasi yang objektif kepada warganya yang ingin berwisata ke Bali bahwa daerah itu aman dikunjungi setelah dirinya melihat kondisi terkini di Pulau Dewata pascaerupsi Gunung Agung.

"Dampak sebelumnya merupakan dampak pendek dan sekarang sudah kembali bagus untuk menarik turis termasuk dari Prancis," ucapnya.

Wisata diplomasi digelar sebagai upaya pemulihan pascaerupsi Gunung Agung oleh Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Bali, ITDC, Bali Tourism Board (BTB) dengan mengundang duta besar negara sahabat berwisata di Pulau Dewata.

Sekitar 100 delegasi yang merupakan para duta besar dan perwakilan negara sahabat dari 38 negara hadir dalam rangkaian tur diplomasi wisata, 23-25 Februari 2018.

Selama berlibur di Bali, para duta besar itu menikmati wisata di antaranya menikmati "ring of fire tour" di Tirta Gangga dan Pura Besakih di Karangasem, Kintamani Bangli dan Tegalalang Gianyar, bermain golf, spa serta mengunjungi Museum Pasifika Nusa Dua. (*)

Video oleh Dewa Wiguna


Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018