Negara, (Antaranews Bali) - Harga beras di Kabupaten Jembrana, Bali masih tinggi melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET), meskipun Bulog dan pemerintah kabupaten setempat sudah melakukan operasi pasar.

"Kami membeli gabah masih dengan harga tinggi," kata Ketua Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi (Perpadi) Jembrana I Putu Sentana, di Negara, Jumat.

Ia membandingkan dengan bulan sebelumnya, membeli gabah seharga Rp5.100 per kilogram sehingga harga jual beras juga tetap sama.

Harga beras masih tinggi dan belum turun di Jembrana karena selain karena belum panen raya juga pasokan beras dari luar Bali tidak mengalami kenaikan.

"Biasanya pada awal tahun selalu mengalir banyak pasokan beras dari luar Bali, tapi tahun ini hingga bulan Februari tidak ada pasokan," katanya.

Kepala Bidang Pangan Dan Penyuluhan, Dinas Pertanian Dan Pangan Jembrana I Nengah Ribawa mengatakan, saat ini beberapa wilayah sentra pertanian padi sudah mulai panen, dengan perkiraan puncak panen raya pada bulan Maret 2018.

Meskipun harga beras belum turun, ia mengatakan, ketersediaan bahan pangan pokok ini di Kabupaten Jembrana masih tercukupi.

"Apalagi sebentar lagi panen raya. Saat panen raya, biasanya harga beras akan turun atau kembali normal seperti sebelum harganya naik," katanya.

Saat ini harga beras eceran kualitas medium mencapai Rp11.000 per kilogram atau lebih tinggi Rp1.500 dari HET.

Beberapa waktu lalu Badan Urusan Logistik (Bulog) bersama Pemkab Jembrana melakukan operasi pasar selama dua pekan yang dilakukan merata di lima kecamatan.

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018