Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengutus Tim Respons Cepat Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali untuk mengirimkan bantuan kepada dua keluarga kurang mampu di Kabupaten Buleleng.

"Untuk meringankan beban hidup mereka, Bapak Gubernur menitipkan sejumlah uang untuk masing-masing keluarga tersebut," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra di Denpasar, Senin.

Dia menjelaskan utusan Gubernur Bali menyampaikan bantuan itu pada Senin, setelah mendapatkan informasi di media sosial terkait dengan kondisi anak-anak dari pasangan suami istri, Dewa Made Ukir dan Desak Putu Artiningsih, yang keduanya mengalami kelumpuhan permanen di Banjar Dinas Kaja Kangin, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.

Kedua anak tersebut bernama Dewa Kadek Kertiyasa lumpuh akibat kecelakaan saat duduk di bangku SMP pada 2011, sedangkan adiknya, Dewa Komang Arijambe, mengalami kelumpuhan sejak Kelas 4 SD diduga akibat polio.

Selama ini, mereka hanya dirawat di rumah karena tidak memiliki biaya pengobatan. Begitu juga mereka tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Namun sebagai warga yang tercatat kurang mampu, mereka sudah menerima sembako setiap bulannya dari desa dan kursi roda dari sebuah komunitas.

Dewa Mahendra menambahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Dewa Made Ukir bekerja sebagai buruh nelayan, yang penghasilannya tidak menentu, sedangkan ibunya, Desak Putu Artiningsih, tidak bekerja karena harus merawat dan menjaga Dewa Kadek Kertiyasa dan Dewa Komang Arijambe.

Baca juga: Gubernur Bali bantu anak penderita kanker tulang

Selain mengunjungi keluarga Dewa Made Ukir, Tim Respons Cepat Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali juga mengunjungi bayi kembar, putri kedua dari pasangan Komang Rasa dan Anak Agung Istri Oka Dianawati.

Ibu bayi kembar itu meninggal dunia setelah melahirkan bayinya pada 31 Januari lalu akibat komplikasi jantung dan asma.

Kepala Desa Tunjung Kabupaten Buleleng, I Made Dadia, membenarkan bahwa kondisi keluarga bayi kembar itu merupakan salah satu warga kurang mampu dari 505 KK yang tercatat.

"Sesuai informasi yang kami peroleh bahwa untuk meringankan beban hidup bayi kembar kelak, salah satu dari bayi kembar tersebut akan dibiayai pendidikannya oleh Bupati Buleleng, dan satunya lagi akan dibiaya pendidikannya oleh istri dari Wakil DPRD Buleleng. Saat ini bayi kembar yang belum diberi nama itu tinggal bersama kakak, bapak, kakek, dan neneknya," ujar Dadia.

Meskipun demikian, katanya, bapak dari bayi kembar itu mengatakan bahwa hak asuh anak-anaknya akan tetap dilakukannya bersama keluarga.

Untuk membiayai kebutuhan hidupnya, Komang Rasa kini bekerja sebagai tenaga serabutan (buruh sablon) yang dibayar Rp50.000 per hari. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018