Jakarta (Antaranews Bali) - Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan Luar Negeri Republik Indonesia di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Jakarta, Senin sambil mengingatkan bahwa tugas para diplomat sekarang ini tidaklah mudah.
"Tidak mudah menjadi diplomat saat ini karena perubahan begitu cepat sehingga ketidakpastian semakin tinggi. Inilah tantangan bagi diplomat kita," kata Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan masyarakat Indonesia yang mencapai sekitar 260 juta jiwa berharap diplomat Indonesia mampu memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.
"Pendekatan diplomasi harus diperbarui menyesuaikan dengan tantangan zaman, diplomasi tidak bisa lagi yang mebuang anggaran tetapi diplomasi harus yang menghasilkan uang, berpihak kepada perlindungan WNI, membela kedaulatan negara, perdamaian dan kesejahteraan," kata Jokowi.
Ia menyebutkan dalam tiga tahun terakhir diplomasi Indonesia mendapat penghargaan dari berbagai pihak seperti Presiden Palestina, Presiden Afghanistan, dan dari Iran.
"Kemarin kita juga ke Bangladesh, kita telah masuk dan membantu komunikasi Pemerintah Bangladesh dan Myanmar dalam penanganan pengungsi (Rohingya,red)," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan para pemuka agama
Sementara dengan Afghanistan yang sedang berusaha membangun kembali persatuan, menurut Jokowi, Indonesia dapat banyak menggali makna kemajemukan, toleransi dan perdamaian.
"Saya minta Menlu (Retno Marsudi)dan seluruh perwakilan RI di luar negeru melanjutkan kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia,
Indonesia sebagai negara dengan junlah penduduk muslim terbesar punya tanggung jawab sebagai bagian solusi masalah dunia," katanya.
Sementara itu Menlu Retno Marsudi menyebutkan Raker itu diikuti sekitar 134 orang perwakilan Indonesia di luar negeri.
Ia menyebutkan raker tersebut berlangsung mulai Senin hingga Kamis depan. Sebelum raker, para dubes dan diplomat senior sudah melakukan pertemuan pada Sabtu (10/2) untuk membahas masalah-masalah aktual di dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Tidak mudah menjadi diplomat saat ini karena perubahan begitu cepat sehingga ketidakpastian semakin tinggi. Inilah tantangan bagi diplomat kita," kata Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan masyarakat Indonesia yang mencapai sekitar 260 juta jiwa berharap diplomat Indonesia mampu memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.
"Pendekatan diplomasi harus diperbarui menyesuaikan dengan tantangan zaman, diplomasi tidak bisa lagi yang mebuang anggaran tetapi diplomasi harus yang menghasilkan uang, berpihak kepada perlindungan WNI, membela kedaulatan negara, perdamaian dan kesejahteraan," kata Jokowi.
Ia menyebutkan dalam tiga tahun terakhir diplomasi Indonesia mendapat penghargaan dari berbagai pihak seperti Presiden Palestina, Presiden Afghanistan, dan dari Iran.
"Kemarin kita juga ke Bangladesh, kita telah masuk dan membantu komunikasi Pemerintah Bangladesh dan Myanmar dalam penanganan pengungsi (Rohingya,red)," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan para pemuka agama
Sementara dengan Afghanistan yang sedang berusaha membangun kembali persatuan, menurut Jokowi, Indonesia dapat banyak menggali makna kemajemukan, toleransi dan perdamaian.
"Saya minta Menlu (Retno Marsudi)dan seluruh perwakilan RI di luar negeru melanjutkan kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia,
Indonesia sebagai negara dengan junlah penduduk muslim terbesar punya tanggung jawab sebagai bagian solusi masalah dunia," katanya.
Sementara itu Menlu Retno Marsudi menyebutkan Raker itu diikuti sekitar 134 orang perwakilan Indonesia di luar negeri.
Ia menyebutkan raker tersebut berlangsung mulai Senin hingga Kamis depan. Sebelum raker, para dubes dan diplomat senior sudah melakukan pertemuan pada Sabtu (10/2) untuk membahas masalah-masalah aktual di dunia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018