Negara (Antara Bali) - Pertempuran laut di Selat Bali antara pejuang RI dengan tentara Belanda, diperingati dalam suatu upacara di Monumen Operasi Lintas Laut di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Jumat.
Bupati Jembrana I Putu Artha bertindak selaku inspektur upacara dalam peringatan yang dihadiri kalangan militer, polisi dan jajaran Pemkab Jembrana itu.
Upacara di lokasi tersebut tercatat dilakukan setiap tahun untuk mengenang pertempuran laut di Selat Bali pada tahun 1946 yang berlangsung sejak bulan April hingga Juli.
Pejuang RI yang tergabung dalam Pasukan M di bawah pimpinan Kapten Markadi, kala itu hendak menyusup ke Bali dengan menggunakan perahu seadanya dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam pertempuran itu, sejumlah pejuang gugur, yang nama-namanya kemudian diabadikan dalam Monumen Lintas Laut Gilimanuk.
Setiap tahun, monumen di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk tersebut tampak dipenuhi pejabat Muspida Jembrana, veteran pejuang, anak-anak sekolah, TNI, Polri serta keluarga Markadi.
Dalam pidatonya, Bupati Putu Artha mengingatkan, pertempuran di Selat Bali harus dijadikan momentum bagi generasi muda dalam pembangunan segala bidang.
Menurut Artha, melihat monumen tersebut, sudah terbayang betapa dahsyatnya pertempuran kala itu, namun pejuang RI pantang menyerah demi kemerdekaan bangsa.
"Karena itu, perjuangan tersebut harus kita hargai dengan melakukan inovasi pembangunan untuk mengisi kemerdekaan," ujar Artha.
Dalam kesempatan itu, keluarga besar Markadi beserta Organisasi Wanita Sulawesi Utara (Kawanua) memberikan bantuan peralatan sekolah kepada murid di Jembrana dan sembako kepada KK miskin.
Nyonya Oni Markadi, istri almarhum Kapten Markadi mengatakan, ia dan keluarganya merasa bangga karena peringatan Operasi Lintas Laut tetap eksis dari tahun ke tahun.
"Keluarga kami memiliki ikatan emosional yang besar dengan Kabupaten Jembrana, maka kami juga merasa bagian dari warga ini dan akan terus berusaha membantu sebisa mungkin," katanya.
Menurutnya, peringatan-peringatan mengenang semangat kepahlawanan para pejuang harus dilakukan untuk menumbuhkan semangat yang sama di kalangan generasi muda.
Oni menilai, dana untuk peringatan ini gampang dicari namun yang lebih penting adalah kesediaan hati generasi muda untuk memberikan semuanya kepada nusa dan bangsa saat diperlukan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Bupati Jembrana I Putu Artha bertindak selaku inspektur upacara dalam peringatan yang dihadiri kalangan militer, polisi dan jajaran Pemkab Jembrana itu.
Upacara di lokasi tersebut tercatat dilakukan setiap tahun untuk mengenang pertempuran laut di Selat Bali pada tahun 1946 yang berlangsung sejak bulan April hingga Juli.
Pejuang RI yang tergabung dalam Pasukan M di bawah pimpinan Kapten Markadi, kala itu hendak menyusup ke Bali dengan menggunakan perahu seadanya dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam pertempuran itu, sejumlah pejuang gugur, yang nama-namanya kemudian diabadikan dalam Monumen Lintas Laut Gilimanuk.
Setiap tahun, monumen di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk tersebut tampak dipenuhi pejabat Muspida Jembrana, veteran pejuang, anak-anak sekolah, TNI, Polri serta keluarga Markadi.
Dalam pidatonya, Bupati Putu Artha mengingatkan, pertempuran di Selat Bali harus dijadikan momentum bagi generasi muda dalam pembangunan segala bidang.
Menurut Artha, melihat monumen tersebut, sudah terbayang betapa dahsyatnya pertempuran kala itu, namun pejuang RI pantang menyerah demi kemerdekaan bangsa.
"Karena itu, perjuangan tersebut harus kita hargai dengan melakukan inovasi pembangunan untuk mengisi kemerdekaan," ujar Artha.
Dalam kesempatan itu, keluarga besar Markadi beserta Organisasi Wanita Sulawesi Utara (Kawanua) memberikan bantuan peralatan sekolah kepada murid di Jembrana dan sembako kepada KK miskin.
Nyonya Oni Markadi, istri almarhum Kapten Markadi mengatakan, ia dan keluarganya merasa bangga karena peringatan Operasi Lintas Laut tetap eksis dari tahun ke tahun.
"Keluarga kami memiliki ikatan emosional yang besar dengan Kabupaten Jembrana, maka kami juga merasa bagian dari warga ini dan akan terus berusaha membantu sebisa mungkin," katanya.
Menurutnya, peringatan-peringatan mengenang semangat kepahlawanan para pejuang harus dilakukan untuk menumbuhkan semangat yang sama di kalangan generasi muda.
Oni menilai, dana untuk peringatan ini gampang dicari namun yang lebih penting adalah kesediaan hati generasi muda untuk memberikan semuanya kepada nusa dan bangsa saat diperlukan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011