Benoa (Antaranews Bali) - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengukuhkan nama KRI I Gusti Ngurah Rai untuk melengkapi sejumlah kapal perang sebelumnya dalam upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kapal ini merupakan bagian integral untuk membangun ketahanan negara serta sebagai kebangkitan dan kejayaan TNI AL," kata Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengukuhkan kapal itu di Pelabuhan Benoa, Bali, Rabu.

Hadir dalam acara itu, antara lain, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Gubernur Bali I Made Mangku Pastika.

Panglima menegaskan bahwa Indonesia terletak di silang dunia serta memiliki posisi geopolitik dan geostragis antara Asia dan Australia yang rawan dimasuki pihak asing.

Oleh sebab itu, kata Panglima, keberadaan sebuah alutsista yang modern sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan NKRI.

"Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah perairan yang membutuhkan kekuatan angkatan laut untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara," katanya.

Panglima mengatakan bahwa keberadaan KRI I Gusti Ngurah Rai akan memberikan warna baru untuk TNI AL agar mampu mewujudkan suatu kekuatan yang berkelas dunia.

Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 memiliki makna besar bagi pembangunan kekuatan maritim Indonesia, khususnya bagi TNI AL.

Penamaan kapal kombatan TNI AL demgan nama pahlawan I Gusti Ngurah Rai merupakan ketiga kali. Sebelumnya, pada masa Orde Lama, nama I Gusti Ngurah Rai disematkan pada sebuah fregat TNI AL Kelas Riga buatan Uni Soviet dan pada era Orde Baru nama itu kembali diberikan untuk satu kapal perang jenis "destroyer escort"  Kelas Claude Jones buatan Amerika Serikat. (WDY)

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018