Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali, membentuk gerakan mandiri pemantau jentik (Gema Petik) dalam upaya memberantas kasus demam berdarah dangue (DBD).

"Dalam gerakan tersebut kami melibatkan satu orang di masing-masing keluarga untuk memantau jentik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan dengan "Gema Petik" tersebut sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk juga dalam memantau dan memberantas jentik nyamuk di masing-masing rumah tangga," ujarnya.

Sebelum melakukan pemantauan di keluarga masing-masing, anggota keluarga yang menjadi jumantik mandiri diberikan pengarahan dan sosialisasi oleh petugas Dinas Kesehatan dan juru pemantau jentik (jumantik) apa yang harus dilakukan dalam menekan DBD.

Selain itu, kata Sri Armini, jumantik mandiri harus terus melakukan koordinasi dengan jumantik dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar dalam memantau jentik di masing-masing rumah tangga.

"Setelah setahun berjalan, sejak dicanangkan tahun 2016 `Gema Petik` telah mampu menekan angka bebas jentik (ABJ) mencapai 100 persen. Sebelum dilaksanakan `Gema Petik` tersebut ABJ di Kota Denpasar hanya mencapai 80,60 persen," ujar Sri Armini didampingi Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P) dr. Ida Bagus Eka Putra.

Dengan keterlibatan salah satu anggota keluarga dalam pemantauan jentik, menurut Sri Armini telah membawa dampak luar biasa dalam meningkatkan ABJ di Kota Denpasar.

Sementara Kabid Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Denpasar dr. Ida Bagus Eka Putra menambahkan selain dapat menekan angka ABJ juga gerakan itu murni merupakan swadaya masyarakat.

Hal tersebut juga berdampak tidak membebani anggaran pemerintah. Saat ini "Gema Petik" dilaksanakan di Kelurahan Sesetan sebagai proyek percontohan. Kemudian sampai saat ini telah dilaksanakan di 38 desa dan kelurahan serta di 22 sekolah dasar dengan jumantik cerdas.

Menurut Eka Putra, semakin banyak keterlibatan warga masyarakat menangani kasus DBD maka semakin tinggi ABJ di Kota Denpasar. Sampai saat ini jumlah jumantik mandiri baru mencapai 45.847 orang dari 143.174 KK dan memperioritas daerah rawan kasus DBD.

Eka Putra menargetkan seluruh KK yang ada di Kota Denpasar menjadi jumantik mandiri ditargetkan tahun 2019. Mengingat setiap keluarga yang menjadi jumantik mandiri diberi pembinaan sehingga dapat mandiri. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018