Denpasar (Antaranews Bali) - Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Made Arya Amitaba mengatakan perekonomian tahun 2017 di Pulau Dewata mengalami kelesuan akibat dampak dari bencana erupsi Gunung Agung.
"Lesunya ekonomi serta dampak erupsi Gunung Agung membuat ekonomi masyarakat juga turun. Terlebih sektor properti yang saat ini harganya turun tajam," kata Arya Amitaba di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu.
Ia mengatakan gejolak perekonomian memang tahun 2017 dirasa mengalami pasang surut. Bahkan dalam enam bulan terakhir penurunan ekonomi sangat dirasakan. Banyak pengusaha yang bergerak di bidang pengembang properti seret pembayaran kredit bank.
"Hal itu membuat pergerakan ekonomi bagi pengembang properti khususnya, mengalami penurunan. Selain juga daya beli warga masyarakat terhadap properti pun drastis turun," ucap alumni Universitas Pendidikan Nasional Denpasar itu.
Menurut dia, hal ini gejolak ekonomi dunia juga membawa dampak sangat besar. Dan lebih diperparah lagi dengan adanya bencana di berbagai daerah, termasuk di Bali.
"Jadi, kalau mau beli rumah dan berinvestasi di properti sekarang ini saat yang tepat, karena harganya sangat terjangkau," ujar Arya Amitaba yang juga Direktur Utama BPR Kanti.
Arya Amitaba mengakui ada sejumlah nasabah yang melepas propertinya dengan harga relatif murah karena kondisi lesu saat ini. Mereka juga ada kekhawatiran akan tambah merosot perekonomian.
"Ada harga rumah bisa turun sampai 50 persen dibandingkan ketika lagi majunya sektor pengembangan properti. Kami juga ada rumah yang siap dijual dengan harga terjangkau oleh pasar," ujarnya.
Arya Amitaba tidak menampik kalau banyak pemilik atau pebisnis properti yang selama ini menggandeng bank (BPR) untuk pengembangan usahanya. Namun ketika kondisi lesu seperti sekarang mereka terpaksa harus melepas propertinya dengan harga rendah agar bisa melaksanakan kewajibannya di bank.
"Ya itu salah satu langkah agar bisa melunasi kewajibannya. Dan mereka pun tidak mau kehilangan nama baik, di mana mereka mendapatkan kredit bank," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Lesunya ekonomi serta dampak erupsi Gunung Agung membuat ekonomi masyarakat juga turun. Terlebih sektor properti yang saat ini harganya turun tajam," kata Arya Amitaba di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu.
Ia mengatakan gejolak perekonomian memang tahun 2017 dirasa mengalami pasang surut. Bahkan dalam enam bulan terakhir penurunan ekonomi sangat dirasakan. Banyak pengusaha yang bergerak di bidang pengembang properti seret pembayaran kredit bank.
"Hal itu membuat pergerakan ekonomi bagi pengembang properti khususnya, mengalami penurunan. Selain juga daya beli warga masyarakat terhadap properti pun drastis turun," ucap alumni Universitas Pendidikan Nasional Denpasar itu.
Menurut dia, hal ini gejolak ekonomi dunia juga membawa dampak sangat besar. Dan lebih diperparah lagi dengan adanya bencana di berbagai daerah, termasuk di Bali.
"Jadi, kalau mau beli rumah dan berinvestasi di properti sekarang ini saat yang tepat, karena harganya sangat terjangkau," ujar Arya Amitaba yang juga Direktur Utama BPR Kanti.
Arya Amitaba mengakui ada sejumlah nasabah yang melepas propertinya dengan harga relatif murah karena kondisi lesu saat ini. Mereka juga ada kekhawatiran akan tambah merosot perekonomian.
"Ada harga rumah bisa turun sampai 50 persen dibandingkan ketika lagi majunya sektor pengembangan properti. Kami juga ada rumah yang siap dijual dengan harga terjangkau oleh pasar," ujarnya.
Arya Amitaba tidak menampik kalau banyak pemilik atau pebisnis properti yang selama ini menggandeng bank (BPR) untuk pengembangan usahanya. Namun ketika kondisi lesu seperti sekarang mereka terpaksa harus melepas propertinya dengan harga rendah agar bisa melaksanakan kewajibannya di bank.
"Ya itu salah satu langkah agar bisa melunasi kewajibannya. Dan mereka pun tidak mau kehilangan nama baik, di mana mereka mendapatkan kredit bank," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017