Jakarta (Antara Bali) - Utang luar negeri Indonesia meningkat secara tahunan sebesar 4,8 persen pada akhir Oktober 2017 menjadi 341,5 miliar dolar AS, didorong terus bertumbuhnya utang swasta maupun publik.
Utang luar negeri (ULN) swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober 2017 menjad 168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan laju pada September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang dirilis Bank Indonesia, di Jakarta, Sabtu.
ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan.
"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama pada 2016," tulis BI dalam statistiknya.
Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar dolar AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5 persen (yoy).
Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir Oktober 2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menjadi 294,8 miliar dolar AS.
Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar dolar AS.
"BI memandang perkembangan ULN pada Oktober 2017 tetap terkendali. Hal ini tecermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen," menurut pernyataan Bank Sentral. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Utang luar negeri (ULN) swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober 2017 menjad 168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan laju pada September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang dirilis Bank Indonesia, di Jakarta, Sabtu.
ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan.
"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama pada 2016," tulis BI dalam statistiknya.
Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar dolar AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5 persen (yoy).
Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir Oktober 2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menjadi 294,8 miliar dolar AS.
Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar dolar AS.
"BI memandang perkembangan ULN pada Oktober 2017 tetap terkendali. Hal ini tecermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen," menurut pernyataan Bank Sentral. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017