Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menggandeng sejumlah mitra usaha untuk mendorong Badan Usaha Milik Desa menjadi lebih berkembang dan maju, yang nantinya bisa berimbas meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Dengan kerja sama ini, tidak akan ada lagi ketimpangan harga pasar dengan harga yang dijual di Bumdes, sehingga apa yang kita harapkan bisa tercapai," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali Ketut Lihadnyana di sela-sela penandatanganan kerja sama dengan tiga mitra usaha, di Denpasar, Kamis.

Mitra usaha yang dilakukan penandatanganan kerja samanya itu adalah Perum Bulog, Asaparis dan Pertamina. Nantinya, dengan kerja sama tersebut diharapkan mampu membawa Bumdes ke arah yang lebih baik lagi.

"Bumdes adalah pilar kesejahteraan bangsa, karena Bumdes tidak lain adalah usaha yang didirikan atas dasar komitmen bersama masyarakat bawah, masyarakat akar rumput, yaitu masyarakat desa, untuk saling bekerja sama, bergotong royong, dan menggalang kekuatan ekonomi rakyat demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa," ujarnya.

Meskipun demikian, Lihadnyana mengakui jika sampai saat ini masih banyak Bumdes yang mengalami masalah dalam perjalanannya, sehingga diperlukan berbagai cara dan kebijakan untuk dapat mempertahankan eksistensi Bumdes.

Apalagi Bumdes selama ini juga telah mendapatkan bantuan dana untuk kegiatan pemberdayaan melalui program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara dari Pemprov Bali.

Terkait dengan kondisi beberapa penerima Gerbangsadu Mandara yang memiliki Bumdes berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) akibat erupsi Gunung Agung, di Karangasem, Lihadnyana mengatakan akan mencari upaya dan solusi agar permasalahan yang dihadapi bisa terselesaikan dengan baik.

"Ada 22 desa yang terdampak KRB, 18 di antaranya memperoleh Gerbangsadu. Otomatis semua aktivitasnya terhenti, karena di wilayah itu kosong. Kita cari upaya bagaimana memberdayakan mereka (pengungsi-red) di daerah pengungsian. Bagaimana anggaran pemberdayaan ekonomi di desa tersebut dapat dimanfaatkan di pengungsian," ujar Lihadnyana. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017