Denpasar (Antara Bali) - Perwakilan sejumlah kampus di Bali akan menggelar aksi protes Youtube melalui penandaan dan pelaporan "Joged Jaruh" secara bersama-sama di laman berbagi video YouTube pada 7 Desember 2017.
"Kami ingin gerakan genersi muda untuk melakukan protes ke YouTube terhadap unggahan tayangan Joged Bumbung yang dibawakan secara porno atau seronok (Joged Jaruh) itu, selanjutnya bisa menjadi gerakan anak muda Bali yang peduli terhadap budaya Bali," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Senin.
Aksi penandaan (flagging) dan juga pelaporan (reporting) ke YouTube secara bersama-sama itu akan melibatkan belasan kampus negeri dan swasta di Bali, yang dipusatkan pelaksanaannya di Kampus Stikom Bali.
"Harapan kami, nanti mereka ini akan mengajak lagi komponen generasi muda lainnya di Bali untuk melakukan protes secara serupa. Menurut kami, ini yang mendesak harus dilakukan, di samping selanjutnya akan dilakukan pembinaan," ucap Dewa Beratha.
Sementara itu, perwakilan Stikom Bali, Marlowe Bandem mengatakan dengan telah diakuinya Joged Bumbung sebagai satu dari sembilan tari Bali sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, sehingga wajib secara bersama-sama untuk menjaganya dan mengentaskan tayangan "Joged jaruh".
"Memang yang bisa mencabut tayangan di YouTube secara langsung adalah pengunggahnya, tetapi kami yakin dengan semakin banyaknya pelaporan atau penandaan, maka Youtube akan memandang bahwa betul materi Joged jaruh itu harus diturunkan," ujarnya.
Marlowe menambahkan, nantinya semua materi atau langkah-langkah untuk melaporkan kepada pihak YouTube sudah disiapkan, termasuk komputer dengan jaringan internetnya. Para volunteer tinggal mengikuti petunjuk yang diberikan.
"Kalau dalam aksi itu ada sekitar 50 saja volunteer, dalam satu jam satu orang bisa melaporkan 100, berarti sudah ada 5.000 laporan Joged yang tidak pantas ke YouTube. Ini tujuannya untuk menunjukkan pada publik bahwa di Bali peduli dengan kebudayaan dan keseniannya sendiri dan tidak berdiam diri dengan penyalahgunaan salah satu keseniannya," ucapnya.
Joged Bumbung, lanjut dia, sebagai salah satu tari pergaulan di Bali sebenarnya sama sekali tidak menonjolkan unsur seksual. Namun, persoalannya sering terjadi penyelewengan dan penistaan terhadap kesenian ini, bahkan banyak konten yang melibatkan anak-anak dengan gerakan vulgar atau seronok. Inilah yang perlu dilaporkan pada YouTube.
"Jadi yang perlu dilakukan sekarang secara `online` adalah sebanyak-banyaknya melaporkan tayangan Joged Jaruh di YouTube sebagai konten yang tidak pantas," kata Marlowe.
Marlowe menambahkan, berdasarkan penelusuran tayangan Joged jaruh atau Joged seronok di YouTube oleh Tim STIKOM Bali pada Oktober-November 2017 menunjukkan hasil sebagai berikut yakni penelusuran dengan kata kunci "joged" mendapatkan 483.000 hasil.
Sedangkan penelusuran kata kunci "joged jaruh" mendapatkan 319 hasil, penelusuran kata kunci "joged porno" mendapatkan 8.040 hasil dan terakhir penelusuran kata kunci "joged hot" mendapatkan 24.000 hasil.***4***
(T.KR-LHS/B/B015/B015) 04-12-2017 14:52:00
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami ingin gerakan genersi muda untuk melakukan protes ke YouTube terhadap unggahan tayangan Joged Bumbung yang dibawakan secara porno atau seronok (Joged Jaruh) itu, selanjutnya bisa menjadi gerakan anak muda Bali yang peduli terhadap budaya Bali," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Senin.
Aksi penandaan (flagging) dan juga pelaporan (reporting) ke YouTube secara bersama-sama itu akan melibatkan belasan kampus negeri dan swasta di Bali, yang dipusatkan pelaksanaannya di Kampus Stikom Bali.
"Harapan kami, nanti mereka ini akan mengajak lagi komponen generasi muda lainnya di Bali untuk melakukan protes secara serupa. Menurut kami, ini yang mendesak harus dilakukan, di samping selanjutnya akan dilakukan pembinaan," ucap Dewa Beratha.
Sementara itu, perwakilan Stikom Bali, Marlowe Bandem mengatakan dengan telah diakuinya Joged Bumbung sebagai satu dari sembilan tari Bali sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, sehingga wajib secara bersama-sama untuk menjaganya dan mengentaskan tayangan "Joged jaruh".
"Memang yang bisa mencabut tayangan di YouTube secara langsung adalah pengunggahnya, tetapi kami yakin dengan semakin banyaknya pelaporan atau penandaan, maka Youtube akan memandang bahwa betul materi Joged jaruh itu harus diturunkan," ujarnya.
Marlowe menambahkan, nantinya semua materi atau langkah-langkah untuk melaporkan kepada pihak YouTube sudah disiapkan, termasuk komputer dengan jaringan internetnya. Para volunteer tinggal mengikuti petunjuk yang diberikan.
"Kalau dalam aksi itu ada sekitar 50 saja volunteer, dalam satu jam satu orang bisa melaporkan 100, berarti sudah ada 5.000 laporan Joged yang tidak pantas ke YouTube. Ini tujuannya untuk menunjukkan pada publik bahwa di Bali peduli dengan kebudayaan dan keseniannya sendiri dan tidak berdiam diri dengan penyalahgunaan salah satu keseniannya," ucapnya.
Joged Bumbung, lanjut dia, sebagai salah satu tari pergaulan di Bali sebenarnya sama sekali tidak menonjolkan unsur seksual. Namun, persoalannya sering terjadi penyelewengan dan penistaan terhadap kesenian ini, bahkan banyak konten yang melibatkan anak-anak dengan gerakan vulgar atau seronok. Inilah yang perlu dilaporkan pada YouTube.
"Jadi yang perlu dilakukan sekarang secara `online` adalah sebanyak-banyaknya melaporkan tayangan Joged Jaruh di YouTube sebagai konten yang tidak pantas," kata Marlowe.
Marlowe menambahkan, berdasarkan penelusuran tayangan Joged jaruh atau Joged seronok di YouTube oleh Tim STIKOM Bali pada Oktober-November 2017 menunjukkan hasil sebagai berikut yakni penelusuran dengan kata kunci "joged" mendapatkan 483.000 hasil.
Sedangkan penelusuran kata kunci "joged jaruh" mendapatkan 319 hasil, penelusuran kata kunci "joged porno" mendapatkan 8.040 hasil dan terakhir penelusuran kata kunci "joged hot" mendapatkan 24.000 hasil.***4***
(T.KR-LHS/B/B015/B015) 04-12-2017 14:52:00
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017