Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Provinsi Bali Gusti Putu Widjera mendesak pemerintah untuk mengevaluasi status level III (Siaga) Gunung Agung karena gunung tersebut semakin banyak mengeluarkan kepulan asap berwarna keabuan.
"Saya meminta pemerintah dan instansi terkait, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana, Badan Geologi, Kementerian ESDM segera melakukan evaluasi status gunung tertinggi tersebut," kata Gusti Widjera di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan langkah evaluasi mengenai status Gunung Agung sangat penting dalam upaya memberi informasi kepada warga yang berada di zona kawasan radius bencana (KRB). Sebab dari status gunung tersebut akan memberi ketenangan bagi warga di KRB.
"Alasannya, warga yang berada di zona berbahaya itu mulai ketakutan. Sebab sebelumnya PVMG sempat menaikkan status dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) pada September lalu. Namun pertengahan bulan Oktober status tersebut diturunkan kembali menjadi Siaga," ucap politikus Asal Desa Menanga, Rendang, Karangasem, itu.
Gusti Widjera mengatakan kepulan asap dari Gunung Agung itu menyebabkan debu vulkanik tersebut sudah menyebar di sejumlah wilayah Karangasem hingga di sejumlah Kabupaten Karangasem dan Bangli.
"Warga masyarakat merasakan debu vulkanik sejak Sabtu (25/11) malam. Warga yang ada di zona merah sudah mulai kembali bersiap-siap mengungsi," ujarnya.
Seorang warga asal Desa Besakih, Wayan Simpen mengaku bersama keluarga kembali melakukan pengungsian, walau sebelumnya sempat pulang kampung karena status Gunung Agung diturunkan menjadi level Siaga.
"Sejak Sabtu malam, Gunung Agung mengeluarkan asap tebal yang membubung tinggi. Karena itu saya bersama keluarga bergegas meninggalkan kampung halaman menuju pengungsian. Kami takut gunung tertinggi di Bali itu akan meletus dahsyat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya meminta pemerintah dan instansi terkait, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana, Badan Geologi, Kementerian ESDM segera melakukan evaluasi status gunung tertinggi tersebut," kata Gusti Widjera di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan langkah evaluasi mengenai status Gunung Agung sangat penting dalam upaya memberi informasi kepada warga yang berada di zona kawasan radius bencana (KRB). Sebab dari status gunung tersebut akan memberi ketenangan bagi warga di KRB.
"Alasannya, warga yang berada di zona berbahaya itu mulai ketakutan. Sebab sebelumnya PVMG sempat menaikkan status dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) pada September lalu. Namun pertengahan bulan Oktober status tersebut diturunkan kembali menjadi Siaga," ucap politikus Asal Desa Menanga, Rendang, Karangasem, itu.
Gusti Widjera mengatakan kepulan asap dari Gunung Agung itu menyebabkan debu vulkanik tersebut sudah menyebar di sejumlah wilayah Karangasem hingga di sejumlah Kabupaten Karangasem dan Bangli.
"Warga masyarakat merasakan debu vulkanik sejak Sabtu (25/11) malam. Warga yang ada di zona merah sudah mulai kembali bersiap-siap mengungsi," ujarnya.
Seorang warga asal Desa Besakih, Wayan Simpen mengaku bersama keluarga kembali melakukan pengungsian, walau sebelumnya sempat pulang kampung karena status Gunung Agung diturunkan menjadi level Siaga.
"Sejak Sabtu malam, Gunung Agung mengeluarkan asap tebal yang membubung tinggi. Karena itu saya bersama keluarga bergegas meninggalkan kampung halaman menuju pengungsian. Kami takut gunung tertinggi di Bali itu akan meletus dahsyat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017