Denpasar (Antara Bali) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III membuka klinik kegawatdaruratan di Pelabuhan Benoa, Bali, dalam upaya memberi pelayanan terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
"Pembukaan klinik K3 di Pelabuhan Benoa ini adalah keenam di lingkungan Pelindo III yang mewilayahi tujuh provinsi," kata Direktur SDM dan Umum PT Pelindo III, Toto Heliyanto, di sela peresmian Klinik K3 di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis.
Untuk daerah lain juga akan menyusul dilengkapi klinik kegawatdaruratan mulai tahun 2018. Keberadaan klinik tersebut dalam upaya memberi pertolongan pertama bagi pekerja di lingkungan pelabuhan.
Namun, klinik itu juga melayani para penumpang moda transportasi PT Pelni maupun kapal pesiar yang memerlukan pertolongan dalam kegawatdaruratan itu.
"Dengan kehadiran klinik ini, kami harapkan para pekerja di lingkungan pelabuhan bisa memeriksakan diri sebelum melakukan aktivitas pekerjaan, hal ini seiring dengan visi dari K3 itu sendiri. Bagi pekerja untuk memeriksa kesehatannya tidak dipungut biaya atau gratis," ucap Toto.
Didampingi General Manager PT Pelindo III Cabang Benoa Wayan Eka Saputra, ia mengatakan pelayanan yang diberikan pada klinik K3 ini sudah sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja, karena itu pekerja di lingkungan pelabuhan juga wajib memeriksakan kesehatannya sebelum mereka bekerja.
"Memeriksakan kesehatan sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja bagi pekerja itu sendiri, sebab kecelakaan bagi pekerja tidak selalu karena infrastruktur atau beban pekerjaan tersebut, tetapi ada juga karena faktor kelalaian dan kesehatan pekerja itu. Mungkin karena sakit tapi mereka memaksakan bekerja," ujarnya.
Toto lebih lanjut mengatakan klinik ini menyediakan seorang dokter jaga dan dua para medis dalam melayani pasien. Klinik di lingkungan pelabuhan tersebut berjaga selama 24 jam.
"Untuk tindak lanjut jika ada pasien harus dirujuk ke rumah sakit, kami sudah melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Siloam dan Rumah Sakit Bali Mandara," katanya.
Toto mengakui dengan pengadaan alat pacu jantung saat ini belum tersedia, namun pihaknya sudah mengajukan dan dianggarkan dalam tahun berikutnya.
"Alat pacu jantung saat ini masih dilakukan pengajuan, dan sudah dilakukan penganggaran untuk pengadaan alat kesehatan tersebut," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pembukaan klinik K3 di Pelabuhan Benoa ini adalah keenam di lingkungan Pelindo III yang mewilayahi tujuh provinsi," kata Direktur SDM dan Umum PT Pelindo III, Toto Heliyanto, di sela peresmian Klinik K3 di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis.
Untuk daerah lain juga akan menyusul dilengkapi klinik kegawatdaruratan mulai tahun 2018. Keberadaan klinik tersebut dalam upaya memberi pertolongan pertama bagi pekerja di lingkungan pelabuhan.
Namun, klinik itu juga melayani para penumpang moda transportasi PT Pelni maupun kapal pesiar yang memerlukan pertolongan dalam kegawatdaruratan itu.
"Dengan kehadiran klinik ini, kami harapkan para pekerja di lingkungan pelabuhan bisa memeriksakan diri sebelum melakukan aktivitas pekerjaan, hal ini seiring dengan visi dari K3 itu sendiri. Bagi pekerja untuk memeriksa kesehatannya tidak dipungut biaya atau gratis," ucap Toto.
Didampingi General Manager PT Pelindo III Cabang Benoa Wayan Eka Saputra, ia mengatakan pelayanan yang diberikan pada klinik K3 ini sudah sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja, karena itu pekerja di lingkungan pelabuhan juga wajib memeriksakan kesehatannya sebelum mereka bekerja.
"Memeriksakan kesehatan sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja bagi pekerja itu sendiri, sebab kecelakaan bagi pekerja tidak selalu karena infrastruktur atau beban pekerjaan tersebut, tetapi ada juga karena faktor kelalaian dan kesehatan pekerja itu. Mungkin karena sakit tapi mereka memaksakan bekerja," ujarnya.
Toto lebih lanjut mengatakan klinik ini menyediakan seorang dokter jaga dan dua para medis dalam melayani pasien. Klinik di lingkungan pelabuhan tersebut berjaga selama 24 jam.
"Untuk tindak lanjut jika ada pasien harus dirujuk ke rumah sakit, kami sudah melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Siloam dan Rumah Sakit Bali Mandara," katanya.
Toto mengakui dengan pengadaan alat pacu jantung saat ini belum tersedia, namun pihaknya sudah mengajukan dan dianggarkan dalam tahun berikutnya.
"Alat pacu jantung saat ini masih dilakukan pengajuan, dan sudah dilakukan penganggaran untuk pengadaan alat kesehatan tersebut," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017