Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali mendata ulang jumlah siswa pengungsi Gunung Agung asal Kabupaten Karangasem yang bersekolah di daerah tersebut.
"Kami rencana akan mendata pascaliburan Galungan dan Kuningan yakni Senin (13/11)," kata Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa, di Singaraja, Minggu.
Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem mengenai keberadaan pengungsi berstatus siswa yang ada di Buleleng.
Koordinasi tersebut juga terkait dengan pelaksanaan ulangan umum pada akhir semester tahun ini. "Sudah dikoordinasikan, termasuk masalah ulangan umum," kata Suyasa.
Mekanisme yang akan diambil yakni para siswa tetap dapat melaksanakan ulangan umum di sekolah-sekolah yang selama ini mereka tempati dengan lokasi terdekat dari tempat mereka mengungsi.
Terkait penilaian rapor siswa, Disdikpora Buleleng merancang ketentuan bahwa tetap akan dinilai oleh sekolah yang menampung siswa bersangkutan.
"Kalau ada variabel penilaian tambahan dari sekolah tambahan akan tetap dijadikan acuan tambahan dalam proses pemberian nilai," jelas dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami rencana akan mendata pascaliburan Galungan dan Kuningan yakni Senin (13/11)," kata Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa, di Singaraja, Minggu.
Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem mengenai keberadaan pengungsi berstatus siswa yang ada di Buleleng.
Koordinasi tersebut juga terkait dengan pelaksanaan ulangan umum pada akhir semester tahun ini. "Sudah dikoordinasikan, termasuk masalah ulangan umum," kata Suyasa.
Mekanisme yang akan diambil yakni para siswa tetap dapat melaksanakan ulangan umum di sekolah-sekolah yang selama ini mereka tempati dengan lokasi terdekat dari tempat mereka mengungsi.
Terkait penilaian rapor siswa, Disdikpora Buleleng merancang ketentuan bahwa tetap akan dinilai oleh sekolah yang menampung siswa bersangkutan.
"Kalau ada variabel penilaian tambahan dari sekolah tambahan akan tetap dijadikan acuan tambahan dalam proses pemberian nilai," jelas dia. (*)
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017