Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat Bali menyongsong Hari Raya Galungan 6 Juli 2011 mendatangkan janur, bahan baku upacara Yadnya dari berbagai daerah seperti asal Jawa Timur, Lombok bahkan dari Sulawesi.

Banyak janur dari Sulawesi dikapalkan untuk memenuhi keperluan masyarakat Bali dalam membuat "Banten", sarana upacara persembahyangan, kata seorang agen janur di Pasar Badung, Wayam Sutarmi di Denpasar, Selasa.

Umat Hindu di Bali setiap 210 hari menyongsong Hari Suci Galungan yang bermakna memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan) yang kali ini berlangsung Rabu, Wuku Dunggulan 6 Juli 2011.

Hari suci yang mengandung kebangkitan itu dirayakan di seluruh pelosok pulau Bali, memerlukan banyak sarana upacara seperti janur, buah-buahan, daun enau, bambu yang hampir sebagian besar didatangkan dari luar daerah.

"Saya tadi pagi, (Selasa-red) sehari menjelang Galungan masih mendatangkan janur dua truk dari Banyuwangi, Jatim dan barang dagangan itu akan habis hari ini, berapa pun disediakan janur akan habis terjual," kata Sutarmi, pedagang janur.

Adi, seorang tokoh adat setempat mengaku saat masih menjadi mahasiswa pernah melakukan penelitian selama tiga hari tahun 2002, terhadap arus barang khusus keperluan Galungan di Gilimanuk, pintu masuk Bali bagian barat.

Kala itu, belasan truk yang sarat dengan janur dari Banyuwangi masuk Bali, begitu pula pisang dari berbagai jenis tidak kalah banyak untuk bisa memasok keperluan masyarakat daerah ini menjelang perayaan Galungan.

"Kalau sekarang mungkin naik 300 kali lipat dari sembilan tahun lalu, sehingga tidak mengherankan Bali mendatangkan keperluan upakara yadnya itu dari Jawa, Lombok dan Sulawesi," kata Adi.

Bali sendiri tampaknya tidak mampu memenuhi keperluan masyarakat akan kebutuhan barang itu mengingat lahan pertanian yang ada selama ini hampir ribuan hektare sudah berubah fungsi menjadi kawasan lainnya.

Pulau Dewata yang menjadi lokasi wisata banyak memanfaatkan lahan pertanian untuk lokasi wisata, perkantoran, akomodasi perhotelan, sehingga banyak lahan pertanian produktif berubah fungsi dan kondisi ini terus berlanjut.

Keperluan masyarakat bertambah banyak, sedangkan produksi dari sektor pertanian kurang maka tidak mengherankan kalau janur, buah-buahan, pisang, daging dan kebutuhan sehari-hari lainnya menjelang Galungan harganya melonjak.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011