Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha mengatakan, dalam pengiriman tenaga kerja ke Jepang pihaknya akan memprioritaskan dari kalangan keluarga kurang mampu.

"Kami prioritaskan pengiriman TKI ke luar negeri dari keluarga kurang mampu. Berbeda dari sebelumnya pengiriman TKI didominasi dari anak-anak orang kaya yang terindikasi tidak lulus seleksi secara murni," katanya di Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Senin.

Ia mengatakan, hal berbeda terjadi pada TKI berasal dari keluarga tidak mampu yang tekun bekerja termasuk lebih mudah menerima perintah dari atasannya.

"Kalau dari keluarga orang kaya, seperti misalnya ketika sudah bekerja di Jepang, mereka sedikit-sedikit mengeluh dan minta pulang. Mungkin karena tidak pernah kerja keras saat di rumah," katanya.

Ia mengatakan, dari sisi pemberdayaan ekonomi, pengiriman tenaga kerja yang difasilitasi pemkab memang seharusnya untuk kalangan tidak mampu.

Artha mengatakan, setelah dirinya menjabat bupati akan mulai menata lagi pengiriman tenaga kerja (naker) ke Jepang.

Dikatakannya, kini pemkab tidak bertindak selaku pengirim naker, tetapi hanya menjalin kerja sama dengan pihak ketiga.

"Pemkab hanya membantu memfasilitasi lokasi pelatihan saja, untuk rekrutmen, pelatihan, penempatan hingga pengiriman ke Jepang dilakukan pihak ketiga," kata Artha menjelaskan.

Terkait hal tersebut, Artha sudah mulai menjalin kerja sama dengan Indonesia Human Suport Corporate (IHSC) dengan target pengiriman naker ke Jepang sebanyak 20 orang setiap tahunnya.

Saat bertemu pihak IHSC, Artha berpesan agar mengurus naker asal Jembrana dengan baik.

"Saya juga minta agar tidak ada sogok menyogok dari calon naker, karena memang cukup banyak peminat yang ingin bekerja ke Jepang," ujarnya.

Selain itu, Artha mengatakan, pemkab minta kepada IHSC untuk bisa memantau keberadaan naker di negeri sakura itu setiap tahunnya sehingga tidak hanya menerima laporan baik-baik saja.

Sebagai tahap awal, kata dia, pihak Pemkab Jembrana dan IHSC akan memprioritaskan naker yang sudah direkrut tahun 2010 untuk segera diberangkatkan ke Jepang.

"Kami minta segera dilakukan pelatihan sesuai kebutuhan pekerjaan di Jepang.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011