Mangupura (Antara Bali) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Badung, Bali, mengajukan anggaran Rp10 miliar miliar lebih untuk pengadaan alat pendeteksi sidik jari yang tersambung secara "online" yang ada di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Pengadaan alat mendeteksi sidik jari secara online jari disemua OPD, kantor camat dan sekolah-sekolah perlu dilakukan secara online untuk mendukung program e-kinerja. Namun, pengajuan anggaran Rp10 miliar lebih ini masih menunggu list kerja," kata Kadiskominfo Kabupaten Badung, I Wayan Weda, dalam agenda Rapat Kerja Pembahasan APBD 2018 dengan Komisi I,DPRD Badung, Rabu.
Upaya penganggaran alat ini, kata dia, karena hingga saat ini alat sidik jari masih parsial atau belum tersambung secara online, sehingga dapat mengukur kinerja pegawai karena untuk menentukan berapa tunjangan kinerja kepada pegawai yang harus di dapat.
Wayan Weda menambahkan, pihaknya juga melakukan pengadaan "user" sidik jari dimasing-masing SKPD yang masih "waiting list" sebesar Rp200 juta. Selain itu, pihaknya juga membuat akun media sosial untuk menyebarkan informasi program Pemkab Badung yang memerlukan dana.
"Dana ini masih menunggu list yang kami buat, karena baru saja kami membangun tambahan media sosial seperti FB pemerintah Kabupaten Badung untuk sosialisasi kegiatan Pemkab Badung," ujarnya.
Untuk pengamanan data agar mencegah masuknya "haker" ke aplikasi milik Pemkab Badung ini, pihaknya sudah mengusulkan tambahan petugas dan anggaran untuk menggaji petugas ini tahun 2018.
"Aplikasi publik sudah ditayangkan secara langsung (live) untuk dapat diakses masyarakat. Namun, memang masih dalam perekapan data dari masing-masing SKPD, seperti untuk jumlah rumah sakit negeri di badung, jumlah kamar, jumlah dokter dan laiinya," katanya.
Dalam memasukkan data lengkap ini, pihaknya mencontohkan kembali masih menunggu data dari Dinas Pariwisata Badung terkait jumlah hotel dan kamar hotel yang ada di daerah ini untuk dimasukkan ke dalam aplikasi secara "online".
Berbeda masukan Ketua Komisi I DPRD Badung Wayan Suyasa kepada Diskominfo Badung meminta pemasang kamera pengintai atau CCTV diprioritaskan di Kawasab Kuta Selatan karena menjadi tujuan wisata dunia yang memiliki panorama alam pantau dan tebing yang indah.
"Pemasangan CCTV di Kuta Selatan menjdi penting, menjadi pusat destinasi wisata panorama alam yang ramai dikunjungi wisatawan," katanya.
Pihanya tidak mempermasalahkan apabila di kawasan Badung Utara tidak didahulukan pemasangan CCTV ini, karena melihat dari skala prioritas tersebut.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Badung, I Made Ponda Wirawan meminta akses "webside" (laman) milik pemerintah daerah agar mudah diakses masyarakat dan tidak hanya wacana semata.
Pihaknya memohon agar upaya memproteksi adanya masuknya "haker" lokal yang perlu diwaspadai sehingga tidak merusak sistem yang telah dibuat secara baik.
"Selain itu aplikasi yang ada di rumah sakit Mangusada harus sesuai dengan program yang dicanangkan Bupati Badung I Nyoman Giri Pradta dan tetap berkoordinasi dengan komisi satu sebagai leding sektornya," katanya.
Wayan Weda menambahkan, saat ini sudah terpasang 166 CCT di Kuta Dan Kuta Utara. "Untuk pemasangan CCTV lainnya, kami lakukan secara bertahap," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pengadaan alat mendeteksi sidik jari secara online jari disemua OPD, kantor camat dan sekolah-sekolah perlu dilakukan secara online untuk mendukung program e-kinerja. Namun, pengajuan anggaran Rp10 miliar lebih ini masih menunggu list kerja," kata Kadiskominfo Kabupaten Badung, I Wayan Weda, dalam agenda Rapat Kerja Pembahasan APBD 2018 dengan Komisi I,DPRD Badung, Rabu.
Upaya penganggaran alat ini, kata dia, karena hingga saat ini alat sidik jari masih parsial atau belum tersambung secara online, sehingga dapat mengukur kinerja pegawai karena untuk menentukan berapa tunjangan kinerja kepada pegawai yang harus di dapat.
Wayan Weda menambahkan, pihaknya juga melakukan pengadaan "user" sidik jari dimasing-masing SKPD yang masih "waiting list" sebesar Rp200 juta. Selain itu, pihaknya juga membuat akun media sosial untuk menyebarkan informasi program Pemkab Badung yang memerlukan dana.
"Dana ini masih menunggu list yang kami buat, karena baru saja kami membangun tambahan media sosial seperti FB pemerintah Kabupaten Badung untuk sosialisasi kegiatan Pemkab Badung," ujarnya.
Untuk pengamanan data agar mencegah masuknya "haker" ke aplikasi milik Pemkab Badung ini, pihaknya sudah mengusulkan tambahan petugas dan anggaran untuk menggaji petugas ini tahun 2018.
"Aplikasi publik sudah ditayangkan secara langsung (live) untuk dapat diakses masyarakat. Namun, memang masih dalam perekapan data dari masing-masing SKPD, seperti untuk jumlah rumah sakit negeri di badung, jumlah kamar, jumlah dokter dan laiinya," katanya.
Dalam memasukkan data lengkap ini, pihaknya mencontohkan kembali masih menunggu data dari Dinas Pariwisata Badung terkait jumlah hotel dan kamar hotel yang ada di daerah ini untuk dimasukkan ke dalam aplikasi secara "online".
Berbeda masukan Ketua Komisi I DPRD Badung Wayan Suyasa kepada Diskominfo Badung meminta pemasang kamera pengintai atau CCTV diprioritaskan di Kawasab Kuta Selatan karena menjadi tujuan wisata dunia yang memiliki panorama alam pantau dan tebing yang indah.
"Pemasangan CCTV di Kuta Selatan menjdi penting, menjadi pusat destinasi wisata panorama alam yang ramai dikunjungi wisatawan," katanya.
Pihanya tidak mempermasalahkan apabila di kawasan Badung Utara tidak didahulukan pemasangan CCTV ini, karena melihat dari skala prioritas tersebut.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Badung, I Made Ponda Wirawan meminta akses "webside" (laman) milik pemerintah daerah agar mudah diakses masyarakat dan tidak hanya wacana semata.
Pihaknya memohon agar upaya memproteksi adanya masuknya "haker" lokal yang perlu diwaspadai sehingga tidak merusak sistem yang telah dibuat secara baik.
"Selain itu aplikasi yang ada di rumah sakit Mangusada harus sesuai dengan program yang dicanangkan Bupati Badung I Nyoman Giri Pradta dan tetap berkoordinasi dengan komisi satu sebagai leding sektornya," katanya.
Wayan Weda menambahkan, saat ini sudah terpasang 166 CCT di Kuta Dan Kuta Utara. "Untuk pemasangan CCTV lainnya, kami lakukan secara bertahap," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017