Tabanan (Antara Bali) - Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri mengunjungi warganya yang mengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung yang berstatus Awas sejak 22 September lalu ke Dusun Kembang Merta, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Bupati IGA Mas Sumantri didampingi staf ahlinya dr Priagung Duarsa dan Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) mengunjungi posko di Dusun Kembang Merta, Sabtu. Posko Peduli Kembang Merta itu merupakan salah satu dari lima posko pengungsian masyarakat lereng Gunung Agung di Kabupaten Tabanan.
Empat posko lainnya ada di Desa Marga, Samsam, Kerambitan, Penebel serta Kota Tabanan. Posko Kembang Merta menampung warga pengungsi sebanyak 1.261 jiwa dari empat desa yakni Desa Linggasana, Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi, Badeg Dukuh dan Desa Telun Buana Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.
Kedatangan Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri disambut Kadis Sosial Kabupaten Tabanan I Gede Nyoman Gunawan, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeerah (BPBD) setempat Sucita, Camat Baturiti I Ketut Ridia, Kepala Desa Candi Kuning I Made Mudita, Bendesa Adat Candi Kuning I Nengah Sukita beserta seluruh warga pengungsi.
Kadis Sosial Tabanan I Gede Nyoman Gunawan menyampaikan Pemkab Tabanan siap menerima dan membantu pengungsi tanggap bencana Erupsi Gunung Agung asal Karangasem.
"Kami siap membantu dan menerima pengungsian warga Karangasem di Kabupaten Tabanan. Mereka akan kami perhatikan dengan baik. Mengenai logistik, selama 30 hari kedepan ini, Pemkab Tabanan belum pernah mengambil bantuan logistik dari Posko Induk Tanah Ampo Karangasem, karena selama ini seluruh kebutuhan pengungsi diambilkan dari bantuan Pemkab Tabanan dan para donatur," ujarnya.
Jika suatu saatnya nanti mengalami kekurangan logistik, baru akan memohon bantuan logistik di Posko Tanah Ampo,ucapnya.
Bendesa Adat Desa Candi Kuning I Nengah Sukita menjelaskan, keberadaan warga pengungsi di posko Kembang Merta semuanya dalam keadaan sehat. Warga pengungsi sering diajak dalam persembahyangan bersama di Pura Desa Candi Kuning untuk diberikan pemahaman bahwa kita semua bersaudara dan berhak saling bantu antarsesama.
Untuk mengisi kekosongan waktu agar tidak jenuh mereka diajarkan pula cara bercocok tanam."Terkait perayaan hari Raya Galungan, hari kemangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) yang jatuh pada Hari Rabu, 1 November mendatang warga pengungsi bisa melakukan persembahyangan di Pura Melanting yang ada di Dusun Kembang Merta, ujarnya.
"Dalam perayaan Hari Raya Galungan nanti, saya siap menyumbangkan babi bagi warga pengungsi, untuk menyatukan hati antarkedua warga masyarakat, disamping agar warga pengungsi tidak selalu ingat akan Karangasem tapi ingatlah Bedugul dulu biar tenang. Karena kita tidak tahu kapan ini akan berakhir,"ujar Sukita.
Bupati Mas Sumatri di hadapan warga pengungsi mengatakan dimanapun kita berada untuk senantiasa selalu ingat dengan Ida Hyang Widhi dengan tetap berdoa mohon agar situasi ini cepat berlalu dan status awas aktivitas vulkanik Gunung Agung cepat turun dan kembali normal.
Bupati Mas Sumatri menyampaikan terimakasih kepada semua unsur yang telah menerima dan membantu warga Karangasem. Ia juga menyampaikan permintaan maafnya kepada warga pengungsi karena baru kali ini bisa berkunjung ke Desa Candi Kuning Tabanan.
Bupati Mas Sumantri memaparkan situasi Karangasem pada level IV (awas) bahwa masyarakat Karangasem yang mengungsi sebanyak 138.000 jiwa tersebar di 400 titik di sembilan kabupaten kota di Bali.
Pemerintah menghadapi persoalan terkait keberlangsungan logistik, pelayanan kesehatan dan pendistribusiannya bagi mereka para pengungsi. Namun sampai saat ini Pemerintah mampu menanggulangi akan hal itu dengan baik.
Bupati Mas Sumantri minta kepada Jero Bendesa agar senatiasa memberikan dulu tempat tinggal sementara bagi warga pengungsi Karangasem, karena Gunung Agung masih dalam status awas. Dan arga pengungsi tetap sabar tinggal di pengungsian.
"Bersabarlah, tetap tenang dan selalu waspada di manapun berada. Jagalah kesehatan dengan tetap mandiri jangan terlalu merepotkan masyarakat desa setempat, isi waktu dengan beraktivitas yang positif sesuai bakat dan keahlian serta jagalah kebersihan lingkungan sekitarnya," pesan Mas Sumatri.
Hari Raya Galungan yang sudah dekat, Bupati Mas Sumatri berpesan agar warga pengungsi tetap melakukan persembahyangan di tempat pengungsian karena status Gunung Agung masih di level IV (awas).
"Rayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Posko Pengungsian karena situasi masih status awas, karena dimanapun berada kita bisa melakukan persembahyang di Pura Desa tempat kita tinggal. Buatlah penjor dengan sarana banten guru piduka dan ayunan putih kuning," ujar Bupati Mas Sumantri. (nym)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Bupati IGA Mas Sumantri didampingi staf ahlinya dr Priagung Duarsa dan Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) mengunjungi posko di Dusun Kembang Merta, Sabtu. Posko Peduli Kembang Merta itu merupakan salah satu dari lima posko pengungsian masyarakat lereng Gunung Agung di Kabupaten Tabanan.
Empat posko lainnya ada di Desa Marga, Samsam, Kerambitan, Penebel serta Kota Tabanan. Posko Kembang Merta menampung warga pengungsi sebanyak 1.261 jiwa dari empat desa yakni Desa Linggasana, Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi, Badeg Dukuh dan Desa Telun Buana Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.
Kedatangan Bupati Karangasem, Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri disambut Kadis Sosial Kabupaten Tabanan I Gede Nyoman Gunawan, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeerah (BPBD) setempat Sucita, Camat Baturiti I Ketut Ridia, Kepala Desa Candi Kuning I Made Mudita, Bendesa Adat Candi Kuning I Nengah Sukita beserta seluruh warga pengungsi.
Kadis Sosial Tabanan I Gede Nyoman Gunawan menyampaikan Pemkab Tabanan siap menerima dan membantu pengungsi tanggap bencana Erupsi Gunung Agung asal Karangasem.
"Kami siap membantu dan menerima pengungsian warga Karangasem di Kabupaten Tabanan. Mereka akan kami perhatikan dengan baik. Mengenai logistik, selama 30 hari kedepan ini, Pemkab Tabanan belum pernah mengambil bantuan logistik dari Posko Induk Tanah Ampo Karangasem, karena selama ini seluruh kebutuhan pengungsi diambilkan dari bantuan Pemkab Tabanan dan para donatur," ujarnya.
Jika suatu saatnya nanti mengalami kekurangan logistik, baru akan memohon bantuan logistik di Posko Tanah Ampo,ucapnya.
Bendesa Adat Desa Candi Kuning I Nengah Sukita menjelaskan, keberadaan warga pengungsi di posko Kembang Merta semuanya dalam keadaan sehat. Warga pengungsi sering diajak dalam persembahyangan bersama di Pura Desa Candi Kuning untuk diberikan pemahaman bahwa kita semua bersaudara dan berhak saling bantu antarsesama.
Untuk mengisi kekosongan waktu agar tidak jenuh mereka diajarkan pula cara bercocok tanam."Terkait perayaan hari Raya Galungan, hari kemangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) yang jatuh pada Hari Rabu, 1 November mendatang warga pengungsi bisa melakukan persembahyangan di Pura Melanting yang ada di Dusun Kembang Merta, ujarnya.
"Dalam perayaan Hari Raya Galungan nanti, saya siap menyumbangkan babi bagi warga pengungsi, untuk menyatukan hati antarkedua warga masyarakat, disamping agar warga pengungsi tidak selalu ingat akan Karangasem tapi ingatlah Bedugul dulu biar tenang. Karena kita tidak tahu kapan ini akan berakhir,"ujar Sukita.
Bupati Mas Sumatri di hadapan warga pengungsi mengatakan dimanapun kita berada untuk senantiasa selalu ingat dengan Ida Hyang Widhi dengan tetap berdoa mohon agar situasi ini cepat berlalu dan status awas aktivitas vulkanik Gunung Agung cepat turun dan kembali normal.
Bupati Mas Sumatri menyampaikan terimakasih kepada semua unsur yang telah menerima dan membantu warga Karangasem. Ia juga menyampaikan permintaan maafnya kepada warga pengungsi karena baru kali ini bisa berkunjung ke Desa Candi Kuning Tabanan.
Bupati Mas Sumantri memaparkan situasi Karangasem pada level IV (awas) bahwa masyarakat Karangasem yang mengungsi sebanyak 138.000 jiwa tersebar di 400 titik di sembilan kabupaten kota di Bali.
Pemerintah menghadapi persoalan terkait keberlangsungan logistik, pelayanan kesehatan dan pendistribusiannya bagi mereka para pengungsi. Namun sampai saat ini Pemerintah mampu menanggulangi akan hal itu dengan baik.
Bupati Mas Sumantri minta kepada Jero Bendesa agar senatiasa memberikan dulu tempat tinggal sementara bagi warga pengungsi Karangasem, karena Gunung Agung masih dalam status awas. Dan arga pengungsi tetap sabar tinggal di pengungsian.
"Bersabarlah, tetap tenang dan selalu waspada di manapun berada. Jagalah kesehatan dengan tetap mandiri jangan terlalu merepotkan masyarakat desa setempat, isi waktu dengan beraktivitas yang positif sesuai bakat dan keahlian serta jagalah kebersihan lingkungan sekitarnya," pesan Mas Sumatri.
Hari Raya Galungan yang sudah dekat, Bupati Mas Sumatri berpesan agar warga pengungsi tetap melakukan persembahyangan di tempat pengungsian karena status Gunung Agung masih di level IV (awas).
"Rayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Posko Pengungsian karena situasi masih status awas, karena dimanapun berada kita bisa melakukan persembahyang di Pura Desa tempat kita tinggal. Buatlah penjor dengan sarana banten guru piduka dan ayunan putih kuning," ujar Bupati Mas Sumantri. (nym)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017