Karangasem (Antara Bali) - Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyebutkan daerahnya mengalami penurunan pendapatan dengan potensi kehilangan pemasukan mencapai lebih dari Rp1 triliun sejak penetapan status awas Gunung Agung, 22 September 2017.

"Pendapatan Karangasem terancam habis seperti dari Galian C yang ada di zona rawan bencana," kata Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri setelah menghadiri peluncuran aplikasi peringatan dini Gunung Agung oleh Mabes Polri di Karangasem, Jumat.

Sumatri mengatakan Galian C berkontribusi besar bagi pendapatan daerah tersebut, namun karena status awas itu otomatis kegiatan penambangan pasir berhenti total karena masuk zona merah.

Selain dari galian pasir, pemasukan dari sektor pariwisata juga nyaris tidak ada karena banyak wisatawan yang mengurungkan niatnya berkunjung ke Karangasem.

"Tahun ini pendapatan benar-benar `zero`. Mudah-mudahan Gunung Agung tidak meletus," ucap Sumatri.

Sumatri menambahkan Karangasem memiliki jumlah penduduk mencapai sekitar 500 ribu orang yang berada di delapan kecamatan.

Dari jumlah tersebut sekitar 136 ribu orang dari 28 desa diprediksi terdampak jika Gunung Agung meletus. Mereka terpaksa mengungsi yang tersebar di 392 titik di seluruh Bali berdasarkan data BPBD Karangasem.

Sementara itu Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi PVMBG Gede Suantika mengatakan pihaknya akan mengevaluasi status Gunung Agung apakah masih awas atau diturunkan mencermati perkembangan energi Gunung Agung yang menurun.

Berdasarkan pengamatan visual dari pos pengamatan gunungapi di Desa Rendang menyebutkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas kawah puncak.

Sedangkan kegempaan tercatat pada pemantauan pukul 06.00-12.00 Wita untuk tremor nonharmonik mencapai empat kali, vulkanik dangkal 37 kali, vulkanik dalam 72 kali dan tektonik lokal lima kali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017