Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija membentuk nilai tukar petani di Bali 96,39 persen pada September 2017 atau meningkat 1,78 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang 94,70 persen.

"NTP subsektor tanaman pangan masih berada di bawah nilai 100 persen yang menunjukkan bahwa harga yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan belum mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi petani," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan 1,25 persen, yang disebabkan oleh naiknya harga gabah dan komoditas palawija seperti ubi kayu, ubi jalar, dan kacang kedelai.

Sebaliknya, indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami penurunan 0,53 persen, dipengaruhi oleh turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga 0,68 persen, meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,20 persen.

Adi Nugroho menjelaskan harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani di Bali Rp4.175,96 per kilogram pada September 2017, merosot Rp164,46 atau 3,94 persen dibandingkan denga bulan sebelumnya yang mencapai Rp4.340,42 per kilogram.

Harga gabah di tingkat penggilingan naik Rp174,25 atau 4,11 persen dari Rp4.243,06 menjadi Rp4.417,31 per kilogram. Harga gabah di tingkat petani maupun penggilingan tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yang berlaku untuk tingkat petani Rp3.700 per kg dan tingkat penggilingan Rp3.750 per kg.

Adi Nugroho menjelaskan subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, yang terdiri atas tiga subsektor mengalami kenaikan dan dua subsektor mengalami penurunan.

Ketiga subsektor yang mengalami kenaikan selain subsektor tanaman pangan juga sektor perikanan 0,50 persen dan tanaman perkebunan 1,01 persen.

Dua subsektor yang mengalami penurunan terdiri atas subsetktor peternakan yang terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak 0,07 persen dan subsektor hortikultura 0,36 persen. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017